Mohon tunggu...
Yos Asmat Saputra
Yos Asmat Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Announcer

terus menulis, Penyiar Radio, motivator & Mc

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sudahkah Ucapkan Terima Kasih pada Orang tua?

2 Oktober 2015   23:37 Diperbarui: 3 Oktober 2015   09:30 1269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ucapan terima kasih yang tulus dari seorang anak (foto:yos asmat)"][/caption]

Sudahkah kita mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua? karena mereka kita menjadi sukses seperti saat ini. Kita harus menyadari, apa yang kita dapatkan hari ini semua karena kerja keras orang tua kita. Mereka rela banting tulang untuk memenuhi semua kebutuhan kita. Terkadang mereka tidak memberikan atau menuruti apa yang kita minta. Bukan mereka tidak mau memberikan, tetapi mereka memang tidak punya. Padahal dihati kecil mereka, tetap berfikir dan berusaha bagaimana cara mencari rezeki agar keinginan anaknya dapat terpenuhi.

Hari ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari kisah dua orang anak yang dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada ayahnya. Kedua anak, kakak beradik ini berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja dan terbilang perekonomian orang tuanya pas-pasan. Mereka hidup sangat sederhana, bahkan terkadang orangtuanya hanya makan sedikit karena memang makanan yang ada hanya untuk porsi dua orang, sementara mereka hidup berempat.

Kisah menariknya, berawal dari keinginan kedua anak tersebut minta dibelikan sepatu karena sepatu yang mereka punya sudah robek dan alasnya bolong. Namun kedua anak ini tidak berani meminta kepada kedua orangtuanya. Mereka hanya, diam dan sesekali bicara sendiri dihadapan kedua orangtuanya.

“wah,, kak.. sepatu ku sepertinya lapar,, karena bagian depannya terbuka” ujar adiknya pada kakaknya saat mengenakan sepatunya ketika akan berangkat sekolah

“Sabar de… sebentar lagi sepatunya kenyang.. jadi mulutnya ngak terbuka lagi..”timpal kakaknya dengan santai menenangkan adiknya.

Kedua orangtuanya hanya terdiam dan senyum sedikit terpaksa serta penuh dengan kesedihan karena tidak bisa membelikan kedua anaknya sepatu baru aagar sepatu anaknya tidak bolong. Bukannya tidak mau membelikan sepatu tetapi memang tidak punya uang. Uang yang ada hanya untuk makan sehari-hari.

Sejak ayah kedua anak ini sakit, nyaris ayahnya tidak bisa bekerja berat yang menguras tenaga karena sakitnya akan kambuh. Jika ayahnya kerja terlalu capek, maka ayanya akan mengeluarkan darah segar dari mulutnya, mereka tidak mau melihat ayahnya sakit lagi, apalagi sampai di rawat di rumah sakit. Biarlah mereka hidup sederhana asal ayahnya sehat.

Hari ini, ayahnya mendapatkan rezeki yang agak lumayan, cukup untuk bertahan hidup dua minggu. Saat ayahnya bekerja mengais rezeki, istrinya membawa anaknya ke toko sepatu. Sebelumnya, istrinya meminta izin suaminya untuk membelikan anaknya sepatu. Sang suami menyetujui, dengan menyakinkan istrinya semoga Allah SWT akan memberikan rezeki yang banyak jika mereka membahagiakan kedua anaknnya. Karena mereka yakin anak yang baik pasti akan mendoakan kedua orangtuanya agar mendapatkan rezeki lagi dan itu akan didengar Allah SWT.
Maka, begitu melihat sepatu yang harganya termurah, istrinya langsung membelikan dua pasang sepatu untuk kedua anaknya. Raut wajah senang nampak pada kedua anaknya karena mendapat sepatu baru dan tidak malu lagi untuk sekolah, lantaran sepatu lamanya sudah rusak.

[caption caption="bahagia seorang anak saat dibelikan sepatu (foto:yos asmat)"]

[/caption]

Yang menarik dari kisah ini adalah setelah dibelikan sepatu., anaknya langsung melaporkan kepada ayahnya yang sedang bekerja melalui pesan singkat dan menunjukan foto sepatunya.
“makasih ayah sepatu barunya,dede sama kakak doain semoga rezeki ayah banyak and halal” tulis anaknya lewat pesan singkat melalui handphone istrinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun