Mohon tunggu...
Yos Asmat Saputra
Yos Asmat Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Announcer

terus menulis, Penyiar Radio, motivator & Mc

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Nanti Saja, Saya Mulai Fokus Mengaji

19 September 2015   20:10 Diperbarui: 19 September 2015   20:16 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Pernahkah Anda mendengar alasan klasik dari beberapa teman Anda, ketika Anda mengajaknya mengaji. Mereka  berkata  berkata " nanti saja kalo saya pensiun baru fokus mengaji ilmu agama, sekarang saya masih sibuk kerja". Waktu bagi sebagian mereka benar-benar digunakan untuk bekerja dan bekerja. Bahkan waktu untuk keluarga pun sangat sedikit sekali. Ibadah dilakukan apa adanya, sekedar memenuhi kewajiban saja, padahal ibadah pun perlu ilmu dan ilmu didapat dengan mengaji atau belajar pada seorang guru atau ustad.

Tanpa disadari, manusia semakin diperbudak oleh pekerjaan, dengan alasan bertanggung jawab pada keluarga untuk mencari nafkah.. Anak istri perlu makan dan hidup layak namun bukan berarti kewajiban mencari ilmu agama ditinggalkan. Padahal, apa yang mereka cari tidak akan dibawa saat kematian datang, kecuali amal soleh dan berbagai amalan kebaikan yang dilakukan selama hidup di dunia.

Kita semua tahu dan sadar bahwa semua manusia pasti akan mati, namun sedikit diantara mereka yang menyadari bekal apa yang akan dibawa saat wafat nanti. Apakah yang kita bawa? Rumah ? Mobil? Jabatan? Anak?istri?. Tidak...tidak ada yang dibawa, kecuai selembar kain putih dan sejumlah amal soleh.

Padahal kematian itu pasti akan datang dan  dialami oleh mahluk yang hidup. Namun kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan datang. Tahun depan, bulan depan, besok, hari ini, atau setelah membaca tulisan ini? Kita tidak pernah tahu.

Nah, jika saat ini kita diajak belajar agama masih beralasan tidak ada waktu, nanti  saja kalau pensiun, atau saya belum siap. Padahal, kita tidak pernah tahu apakah besok kita masih ada di dunia ini dan sampai pada waktu yang kita inginkan untuk belajar agama. Sangat rugi manusia yang menunda-nunda waktu untuk belajar memperbaiki kwalitas ibadah. Kita masih sibuk memperbaikin kualitas kerja agar profesional sehingga gaji akan naik. Tapi kita lupa memperbaiki ibadah agar mendapatkan surga.

Kita sering diingatkan dengan berita mendadak mengenai kematian saudara kita, teman kita, pasangan kita, anak kita atau siapapun. Sesaat kita tersadar dan takut mati, namun setelah itu kita lupa lagi dan terlela dengan pekerjaan dan berbagai kegiatan dunia. Kita lupa kematian dan kita lupa belajar mempersiapkan akhirat.

Semoga kita tergolong orang yang selalu ingat kematian dan selalu belajar agama untuk mempersiapan  bekal kematian. Jangan hanya menabung untuk kebutuhan dunia tapi kita juga menabung untuk kebutuhan dan bekal  akhirat nanti.@ yos

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun