Mohon tunggu...
Yos Asmat Saputra
Yos Asmat Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Announcer

terus menulis, Penyiar Radio, motivator & Mc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hati-hati Tas Digeser dan Hilang di KRL

21 April 2014   16:38 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda pernah kehilangan tas atau barang lainnya saat naik Keeta Rel Listrik (KRL), padahal barang milik Anda itu ditaruh di rak barang yang berada di atas kursi. Tentu kesal, bingung, marah dan lain sebagainya reaksi kita saat tas sudah hilang dalam hitungan menit.

Kejadian tersebut sempat dilihat penulis saat naik KRL yang kondisinya tidak padat namun tas hilang tetap terjadi. Sore itu, Kamis 17 April 2014 penumpang KRL 928 relasi Jatinegara - Bogor pada rangkaian tengah dikejutkan dengan hilangnya sebuah tas milik seorang penumpang. Tas tersebut diletakan di rak barang tepat berada di atas kepala penumpang tersebut. Selama perjalanan, semua penumpang memiliki kesibukan sendiri-sendiri, seperti tidur, main handphone, ngobrol dengan teman di sampingnya dan lain-lain. Sehingga, semua yang ada di rangkaian tidak memperhatikan barang atau tas yang ada di rak. Penumpang tersebut baru tersadar saat berdiri mempersilahkan seorang ibu untuk duduk, dia melihat ke rak ternyata tasnya sudah hilang.

Kondisi rangkaian KRL 928 sore itu tidak padat, hal tersebut terlihat dari jumlah penumpang yang berdiri sedikit sekali. Namun, karena semua mempunyai kesibukan sendiri-sendiri sehingga saat ada penumpang yang turun dengan membawas tas yang bukan miliknya, penumpang lain tidak tahu.

Penumpang yang menjadi korban tas hilang hanya pasrah karena ia tidak tahu tasnya hilang di stasiun mana. Mau melapor juga bingung, mau melapor kemana. Dia sudah berusaha bertanya pada semua penumpang di rangkaian itu, namun semua tidak ada yang tahu.

Peristiwa tersebut mungkin bukan yang pertama kali terjadi namun masih saja ada penumpang yang kehilangan tas. Kewaspadaan penumpang menjadi hal utama agar tidak kehilangan tas atau barang lainnya. pemantauan penulis, saat ini kondisi kepedulian sesama penumpang sudah sangat mulai luntur.

Masih ingat dengan kasus Akun seorang gasis menulis status berisi kebencian terhadap ibu hamil yang meminta duduk di kereta api dalam jejaring sosial Path. Gadis itu marah dan kesal pengorbanannya bangun pagi demi mendapat duduk di KRL diganggu oleh wanita hamil itu. Semua keluh kesah soal ibu hamil yang meminta kesediaannya memberikan tempat duduk ditumpahkan ke sosial media tersebut. Gadis itu menyebut wanita hamil itu manja dan pemalas karena tak mau bangun lebih pagi atau ke stasiun terjauh untuk mendapatkan duduk.

Info terakhir, gadis itu akhirnya minta maaf setelah mendapat "omelan" orang banyak. Dalam akun twitternya gadis itu menyatakan "Terima kasih ya komen-komennya mba dan mas. saya sangat berterima kasih dibukakan mata saya atas pelajaran hidup saya ini. semoga saya bisa menjadi manusia lebih baik. aminnn. saya ingin meminta maaf setulus hati saya kepada rekan-rekan sekalian. karena perkataan saya yang tidak berkenan. saya harap pintu maaf dibukakan untuk saya. sekali lagi terima kasih ya rekan-rekan. dan saya meminta maaf sepenuh hati," tulis Dinda mengomentari teman-temannya dalam gambar yang diunggah oleh pengguna jejaring sosial Twitter, Kamis (17/4).

Kembali mengenai barang hilang di KRL, Selain kewaspadaan tiap penumpang, standarisasi pengamanan dari pihak KCJ selaku pengelola transportasi harus ditingkatkan. Seperti yang diungkapkan Ketua MTI DKI Jakarta, Nurhadi mendorong agar pengelola transportasi massal khususnya commuter line di Jakarta memperhatikan standar pelayanan sesuai yang tercantum pada pasal 141 Undang-undang LLAJ no 2 tahun 2009.

Menurut Nurhadi, pihak pengelola transportasi seharusnya memperhatikan soal standar keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dan keteraturan, seperti yang sudah diatur dalam pasal. Demikian dikatakannya di sela-sela seminar nasional bertajuk "Optimalisasi Pelayanan Angkutan Umum Menyongsong Pengoperasian MRTJ", di Uiversitas Tarumanagara, Jakarta Barat, Sabtu (19/4).

Nurhadi menambahkan, dalam hal keamanan, tidak cukup hanya menempatkan petugas satu orang untuk dua gerbong. Tetapi perlu ada kamera atau CCTV yang bisa mengawasi gerak-gerik penumpang. Ini juga untuk mengawasi jika ada tindakan kriminal di dalam gerbong.

Seandainya, ide Nurhadi ini sudah terwujud maka kasus penumpang kehilangan tas yang penulis lihat bisa cepat diketahui pelakunya. Sehingga semua petugas dengan cepat meringkus pelaku saat turun dari KRL.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun