Mohon tunggu...
Yos Asmat Saputra
Yos Asmat Saputra Mohon Tunggu... Freelancer - Announcer

terus menulis, Penyiar Radio, motivator & Mc

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kita Pasti Menjadi Lansia

20 Oktober 2014   02:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:27 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beruntung sekali hingga kini kita masih memiliki orang tua yang hidup bersama kita atau dengan saudara kandung kita. Tentunya, usia mereka sudah tidak muda lagi dan kondisi kesehatannya sudah mulai terganggu, sehingga mereka perlu perawatan kita agar tetap bisa menjalani hari-hari tuanya.

Jika manusia diberi umur panjang, pasti akan akan mencapai usia lanjut atau lebih dikenal dengan istilah lansia (lanjut usia). Berdasarkan Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2011, angka usia harapan hidup rata-rata penduduk Indonesia adalah 71 tahun. Karena angka usia harapan hidup yang tinggi tersebut, suatu saat Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah lansia secara besar-besaran.

Pada lanjut usia, daya ingat merupakan salah satu fungsi tubuh yang seringkali paling awal mengalami penurunan. Gangguan yang biasanya terjadi adalah tidak dapat mengingat kejadian atau peristiwa yang baru dialami. Namun, terkadang hal-hal lama terjadi, mereka masih ingat. Pada kondisi seperti ini sering menimbulkan salah paham dalam keluarga.Sehingga dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi orang tua yang sudah pikun.

Bukan perkara mudah jika kita memiliki orang tua yang sudah terkena gejala pikun, karena mudah lupa dan perasaan sensitif. Maksud hati ingin berbuat baik, terkadang salah diartikan karena ada sikap yang keliru dalam menilai tindakan yang kita lakukan. Hal ini yang dijadikan sebagian orang sebagai alasan memasukan orang tuanya ke dalam panti jompo. Mereka merasa direpotkan dan tidak ada waktu untuk merawat orang lansia. Bahkan ada beberapa rumah tangga yang tidak harmonis hanya karena kehadiran lansia dirumahnya.

Apakah mereka tidak ingat, saat kita masih kecil hingga kita dewasa orang tua merawat kita dengan penuh kesabaran dan ketelatenan. Saat kita sakit sejak kita bayi hingga dewasa, orang tua menjaga kita siang dan malam. Ingatlah bagaimana Ibu kita memandikan kita, menyuapi kita dengan telaten, memakaikan baju setiap hari, mengajari kita hal-hal yang baik, mengganti popok kita, dll. Sekarang banyak kita temui, anak-anak yang menaruh orang tuanya di panti jompo dikarenakan mereka lebih memilih menghabiskan semua waktu untuk mengejar nafsu duniawi. Sungguh kebanyakan orang tua akan nelangsa dengan perlakuan seperti ini.

Sebagai anak yang berbakti, sebenarnya kehadiran lansia merupakan kesempatan untuk berbakti. Merawat orang tua ketika telah lansia dapat diartikan sebagai bentuk rasa terima kasih terhadap kasih sayang orang tuanya selama ini. Oleh karena itu, lansia akan merasa lebih bahagia dan dihargai jika anak-anaknya bersedia tinggal bersamanya.

Ingat, kita juga akan mencapai fase lansia yang akan mengalami penurunan kemampuan dalam aktivitas hidup sehari-hari. Jika penurunan kemampuan sudah terjadi, hal ini mengisyaratkan bahwa lansia tersebut mungkin membutuhkan bantuan. Setidaknya, ada enam fungsi dasar atau aktivitas yang perlu mendapat perhatian, antara lain makan, buang air, bangun dan pergi tidur, masuk kamar mandi, mandi dan berpakaian.

Dulu kita dibantu dan dibimbing dalam melakukan enam hal di atas, kini saatnya kita melayani mereka dengan penuh kasih sayang. Sikap iklas sangat diperlukan dalam melayani orang tua yang sudah lansia karena sikap tersebut akan berdampak rasa nyaman pada diri orang tua kita. Sebaliknya, jika tidak iklas maka layanan yang di hasilkan cenderung kasar sehingga orang tua tidak kerasan.

Jika lansia belum pikun, selain enam kegiatan tadi, ada beberapa kegiatan yang perlu mendapat perhatian yaitu menggunakan telepon, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, mencuci pakaian, menggunakan alat transportasi apakah mengendarai sendiri atau menumpang, minum obat dan mengatur keuangan.

Beri perhatian extra dengan mengamati perilaku orang tua kita. Caranya, cukup berpatokan dengan daftar fungsi tersebut yang merupakan kemampuan vital yang harus dimiliki lansia agar mereka dapat hidup mandiri. Tapi bila ada satu poin yang tak terpenuhi, bukan berarti itu indikasi bagi kita untuk memasukkan mereka ke panti jompo. Banyak lansia dengan kekurangan pada satu atau dua poin diatas masih tetap dapat hidup mandiri dalam lingkungannya bila mereka mendapat bantuan yang tepat.

Satu hal yang terpenting, sebaiknya tidak menawarkan bantuan sebelum diminta atau melarang mereka melakukan sesuatu hanya karena kita tidak yakin apakah mereka mampu melakukannya. Kenapa? Karena hal itu dapat menyinggung egonya dan perasaannya. Namun kita harus mengambil tindakan jika orangtua kita sudah tidak sempurna dalam melakukan kegiatannya.

Jadi sebelum kita marah pada orang tua kita yang sudah lansia karena ada tindakan atau perbuatannya yang salah. Kita harus ingat, bahwa kita juga akan menjadi lansia dan akan mengalami hal yang sama.@ yos

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun