Aku tumbuh dengan rasa rindu yang terus ada untukmu. Ingin rasanya melewati pertumbuhan pra remaja, remaja dan dewasaku dalam pendampinganmu. Ingin rasanya berdiskusi denganmu tentang banyak hal, ingin rasanya beradu pendapat denganmu yang membuktikanku bahwa aku juga memiliki pendapat. Ingin rasanya bersandar dalam pelukanmu dan menangis kalau aku lelah bekerja. Ingin rasanya diingatkan jangan tidur larut malam hanya untuk mengerjakan dateline. Ingin rasanya ayah kunjungiku saat aku sudah terlelap tidur, ingin rasanya ayah mengusap kepalaku, ingin rasanya ucapan "nduk" terniang sampai sekarang.
Diakhir suratku untukmu.
Ayah tentu tahu bahwa aku sangat mengidolakanmu. Bahkan kelak aku memiliki seorang putra dan putri, aku mau dia menyadari begitu berharganya seorang ayah dan aku akan menceritakanmu sebagai kakek yang luar biasa untukku.
Tentang harapan-harapanku ayah mengetahuinya.
Dari aku, putri yang mengenang dan bangga kepadamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H