Mohon tunggu...
YosArianda
YosArianda Mohon Tunggu... Pelaut - Petani

Terlahir dari tangisan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Debat Capres & Dinamika Politik

10 Januari 2024   16:14 Diperbarui: 10 Januari 2024   16:54 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat debat capres kemarin, yang tergambar seolah-olah Prabowo di gebuk Anies ditambah Ganjar yang sepertinya tak mau ketinggalan akhirnya ikut menggebuk Prabowo, secara psikologi wajah Prabowo seperti tidak bisa menipu setiap mata yang melihat.

Namun apakah politik Setega itu? Jawabannya. Ya, bahkan lebih tega dari pada itu.

Seperti kotoran ayam yang hanya panas sebentar ketika ayam itu buang kotoran, setelah itu dingin bahkan membatu. Begitulah politik ketika pemilu, semua calon bahkan seperti saling membunuh diatas panggung debat, namun tidak demikian setelah pemilu.

Apakah anda ingin faktanya? Mari kita uraikan satu persatu:

Masih ingatkah anda dengan pilpres sebelumnya, Jokowi vs Prabowo yang pada akhirnya Prabowo masuk lingkaran Jokowi, ataukah Anies yang diusung Gerindra justru akhirnya berpisah dari Gerindra di Pilgub DKI, ataukah Nasdem yang oposisi pemerintah DKI akhirnya menyodorkan Anies, masih kurang?. Anda tau sedekat apa Jokowi dan Megawati (PDIP) namun akhirnya berpisah?

Dan inilah fakta politik layak kotoran ayam yang hanya panas sebentar dan semua akan berbalik seperti layaknya kotoran ayam yang dingin dan membatu bahkan baunya pun tak tercium.

Sebab itu, jika jadi pemilih apalagi pendukung, usul saya jangan terlalu fanatisme, berpikirlah secara rasional bahwa dalam debat tikam-menikam adalah hal yang biasa tak usah merasa paling teraniaya padahal hanya pemilih, tak usah merasa seolah-olah paling memenangkan perdebatan padahal hanya pendukung.

Jadilah pemilih dan pendukung secara rasional menggunakan pertimbangan-pertimbangan akal bukan ukuran-ukuran perasaan (simpan perasaan mu untuk orang-orang terdekat mu ayah, ibu, saudara atau bahkan kekasih mu) itu lebih berguna ketimbang terjerumus dalam fanatisme pendukung yang akhirnya sakit hati saat melihat yang didukung bergabung dengan lawan politik.

Sekian dulu, jadi jika anda merasa akan terjerumus dalam politik fanatisme maka ingatlah politik kotoran ayam
.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun