Mohon tunggu...
YosArianda
YosArianda Mohon Tunggu... Pelaut - Petani

Terlahir dari tangisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Yesus Sang Revolusioner

25 Desember 2020   12:42 Diperbarui: 7 Desember 2021   20:46 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hari ke 22 (Hak cipta/dokpri)

Dhon jean  Ernesto.

Ini tulisan kedua saya untukmu.

kamu lahir di bulan terakhir tahun 2020, bulan Desember dan hari ini tepat tanggal 25 desember 2020, hari Natal. 

Hari di mana seluruh umat kristen di dunia merayakan hari kelahiran yesus, tentang siapa Yesus ada begitu banyak yang memberi nama, bayi Natal, juru selamat, raja baru, tapi saya lebih suka menyebutnya dengan Sang Revolusioner, dan ini alasan saya memakaikannya nama Sang Revolusioner.

Revolusioner adalah tokoh yang melakukan aksi revolusi dan Yesus adalah tokoh itu, ia adalah orang yang melakukan revolusi.

Saya akan menceritakanmu sedikit situasi politik sebelum Yesus di elu-elukan datang sebagai Raja yang baru.

Selama Romawi memerintah Israel, orang-orang Yahudi telah banyak kali mencoba melawan penjajahan yang berat di alami itu, yang menjadi pusat dari berbagai gerakan pemberontakan itu adalah di Galilea. Gerakan-gerakan itu sudah mulai sejak Herodes Agung menjadi Raja di seluruh Negeri itu, setelah Herodes meninggal, orang-orang Yahudi mencoba membebaskan diri dari kekuasaan keluarga Herodes (Arkhelaus, Herodes Antipas dan Filipus) untuk selama-lamanya. 

Di seluruh Negeri itu terjadi pemberontakan namun, karena meraka bergerak sektoral tidak bersatu masing-masing mereka bekerja sendiri-sendiri maka sia-sialah usaha mereka itu. Varus, wakil Siria yang dengan muda menindas mereka.

Tetapi walaupun usaha penindasan itu berhasil, sejak itu pula Negeri itu tetap rusuh. Masih ada kelompok-kelompok kecil (sisa dari Partai kemerdekaan) mereka mendiami gua-gua di tempat sunyi, senantiasa mereka mencari waktu untuk memberontak lagi. Sebagian besar dari rakyat secara sembunyi maupun terang-terangan memihak pada partai kemerdekaan dan menanti pemberontakan lagi.

Ketika Arkhelaus yang pada saat itu memiliki gelar ''ethnarch'' yang artinya penguasa atas rakyat, di pecat oleh Agustus (sekitar tahun 6 sesudah Kristus) Yudea dan Samaria dijadikan Propinsi Romawi, di perintah oleh seorang wakil Kaisar. Terjadilah kesulitan berhubung soal bea. Partai kemerdekaan tidak mau membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Mereka memiliki semboyan ''mereka akan berdosa, kalau sampai hati membayar bea kepada pemerintah Romawi , dan kalau di samping Allah, akan diakuinya seorang manusia yang dipertuan''.

Partai kemerdekaan memiliki banyak pengikut di berbagai tempat di Yudea dan Galilea, berulang kali mereka berkumpul dan mengadakan pemberontakan, dengan kurang hati-hati, pemimpin dari tiap-tiap tempat yang selalu berselisi paham dan bukan saling bantu, melainkan saling menghalangi maka pemerintah berhasil menindas mereka. Namun gerakan kemerdekaan yang menyala seperti api dalam sekam itu membuat banyak kesulitan bagi orang-orang Romawi.

Sebagian dari gerakan kemerdekaan itu, yaitu bagian yang bersarang di  Yudea, kemungkinan disebut orang-orang Zelot ataupun bukan orang Zelot, saya tidak tahu benar bagaimana hubungan antar gerombolan Zelot dan partai kemerdekaan, tentang hal itu ada bermacam-macam dugaan, tapi oleh Pickl dalam bukunya "mesias, konig Jesu"  yang terutama ialah di bicarakan gerakan kemerdekaan itu, dipertahankannya pendapat, bahwa hanya bagian di Yudea-lah yang memakai nama "Zelot", dan baru di kemudian hari nama itu di pakai untuk seluruh gerakan.

Pada hakekatnya orang Farisi setuju dengan gerakan kemerdekaan itu. Mereka juga benci kepada penjajah dari Romawi itu, saya lebih suka menyebut kaum ini dengan sebutan kaum oportunis artinya kaum tidak memiliki prinsip atau pendirian yang jelas karena mereka selalu mengambil untung dari setiap gerakan, mereka benci kepada penjajah romawi tapi takut dan tidak berani menyatakan sikap untuk melawan, karena itu mereka lebih cerdik dan sangat berhati-hati. Mereka mengerti benar, bahwa selama kerajaan Romawi tetap sebesar dan sekuat itu, tentu suatu kebodohan untuk melawan. 

Salah satu Penulis sejara Yahudi, Flavius Josefus, melukiskan hubungan gerakan kemerdekaan dengan orang-orang Farisi sebegai berikut " Para pengikut gerakan kemerdekaan itu setuju dengan pendapat orang-orang Farisi dalam segala hal, akan tetapi cinta mereka pada kemerdekaan tak dapat di patahkan, dan hanya Allah-lah yang di akui sebagai Tuhan. Kaum Farisi juga cinta pada kemerdekaan, tetapi mereka yakin benar, bahwa sedikit pun tak ada gunanya melawan orang Romawi, kecuali kalau Allah sendiri menyuruh Mesias membebaskan umatnya".

Karena segala kejadian-kejadian itu, makin lama makin timbul-lah kerinduan Israel kepada Raja yang di janjikan. yaitu Yesus, yah yesus benar-benar datang tapi bukan sebagai raja yang siap merebut kekuasaan juga bukan sebagai panglima yang siap memimpin perang, ia datang sebagai seorang yang menawarkan kasih sebagai hukum jangan membunuh, jangan membalas jahat dengan jahat, kasihilah musuhmu seperti dirimu sendiri. 

Yesus juga datang sebagai pembebas. Salah satu artikel yang di tulis stepanus Istata yang di dasarkan pada refleksi teologi pembebasan Gustavo Gutierrez merefleksiskan yesus sebagai pembebas, ia yang di elu-elukan itu datang bukan saja sebagai pendorong tapi juga untuk memperjuangkan pembebasan demi terwujudnya masyarakat yang adil, ia menemukan praktek kemiskinan, penindasan manusia atas manusia yang di lakukan oleh penjajah romawi atas yahudi dan di mata romawi ia dengan tegas mengkritik bahkan menentang, Ia datang sebagai penolong dan pembela orang-orang lemah, ia adalah seorang yang idealis bahkan sampai kematiannya di kayu salib. 

Semoga yang dilakukan Yesus ini di teruskan oleh lembaga-lembaga gereja sebagai teologi kontekstual.

Inilah sedikit tulisan saya untukmu tentang Yesus sebagai revolusioner, selamat Natal 2020.

Tumbuhlah dewasa anakku. Saya mencintaimu, kami mencintaimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun