Ini  puisi
Ini puisi tentang keringat  ayah
Ini puisi tentang air mata ibu
Ini puisi tentang mimpi
Dan inilah puisi tentang harapan-harapan itu
Layaknya sang putera Fajar  berdiri tangguh
melawan ketidak adilan di tengah kecaman kampus yang mengurung masa depan
demikian orde baru membunuh setiap jiwa yang ingin bergerak
kepada telinga-telinga yang mendengar
ini bukan janji
Tapi, ketika mahasiswa di paksa tunduk
proses tak di hitung
radikal di anggap dosa
bertanya dilarang
kritis di anggap menghina
ruang kelas menjadi penjara
Dosen menjadi polisi
intimidasi menjadi senjata
nilai menjadi hukum kebaikan
kebenaran ayat-ayat suci di eksploitasi
Kehormatan penguasa di utamakan
orang tua di jadikan budak pencari rupiah
apalah guna menjadi mahasiswa
apatis berdalih netral
penjilat dimana-mana
penghianat menjadi kawan
tak ada kata lain selain #LAWAN
kepada jiwa-jiwa yang bernasib sama
yang merindukan masa depan
tegakkan kakimu
Getarkan setiap tanah yang kau pijak
kepalkan tanganmuÂ
tinju setiap tembok penghalang
angkat suara mu
mari janjikan ini
kepada penguasa bebal dan menghisap rakyat jelata
kami tidak akan mundur selangkahpun
HIDUP PERJUANGAN HIDUP MAHASISWA.
Kupang, 12 Nov 2019
Penulis: (JT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H