Materi kedua yaitu demontrasi pembuatan pupuk organik cair untuk mendukung program P2L dengan sistem pertanian organik. Alat peraga yang digunakan yaitu brosur.Â
Menurut Budiyanto (2013) Pertanian organik merupakan salah satu alternatif menuju pembangunan pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.Â
Tujuan utama dari sistem pertanian organik adalah untuk menghasilkan produk bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen maupun konsumen dan tidak merusak lingkungan.
POC-CuBer merupakan pupuk organik yang memanfaatkan limbah air cucian beras sebagai bahan dasar. Oleh karena itu pembuatan POC-CuBer perlu diinformasikan kepada masyarakat. Mahasiswa KKN juga mempraktikkan pembuatan pupuk organik cair serta menjelaskan cara pengaplikasiannya.
Air cucian beras mengandung banyak nutrisi penting bagi tanaman sekaligus mengandung bakteri baik. Air beras mengandung 90% karbohidrat berbentuk pati yang penting untuk hormon auksin, alanin, dan giberelin pada tanaman. Selain itu air cucian beras juga mengandung vitamin B1, vitamin K, protein, besi, kalsium, fosfor, boron, dan juga nitrogen (cybex.pertanian.go.id).
Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan POC-CuBer yaitu jirigen, botol bekas, pisau, pengaduk. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu air cucian beras, gula merah, dan EM4. Cara pembuatan POC-CuBer yaitu
- Masukkan 1 Liter air cucian beras ke dalam jirigen
- Campurkan 10 ml EM4 ke dalam air cucian beras
- Tambahkan ons gula merah yang sudah diiris tipis
- Aduk bahan hingga rata dan larut
- Tutup jirigen dengan rapat. Diamkan selama 7-10 hari
- Pupuk siap digunakan
Setelah melakukan demonstrasi cara pembuatan selanjutnya menjelaskan cara mengaplikasikan pupuk ke tanaman yaitu dengan takaran POC-CuBer 1 gelas (air mineral) ditambahkan air biasa 1 ember (sekitar 15-20 Liter).Â
Kemudian diaplikasikan seminggu sekali ke tanaman. Selanjutnya yaitu menjelaskan keuntungan menerapkan POC-CuBer kepada sasaran diantaranya bahan baku mudah didapat, tidak mengandung kimia sintesis sehingga tidak beresiko untuk pengguna, tidak memberikan dampak negatif pada tanah, tanaman, dan lingkungan, serta sederhana dan mudah dipraktikkan
Mahasiswa KKN juga turut membantu dalam hal penyediaan polybag serta benih tanaman sayuran yang akan ditanam. Selain itu Mahasiswa KKN turut mendampingi masyarakat dalam menerapkan P2L. Program P2L juga didukung oleh pemerintah desa serta Penyuluh Pertanian Desa Ngargosoko. Penyuluh Pertanian, Bapak Muji Rohmat menyatakan bahwa "Saya mendukung dan siap untuk mendampingi Ibu-Ibu PKK dalam menerapkan program P2L ini". Â
Yosaka Dwy Elisa (Mahasiswa KKN UNS 2020)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H