Sekerut dahi terangkat hampiri senja,
Seperti terseok-tegap terlahap nafsu.
Sebentar kau tarik nafas berat,
Sesekali kau buka genggaman hampa-mu.
Langit sudah hampir teduh saat aku terhenyak,
semilir angin sudah bawakan aku tangisan keluh..
Aduh...ternyata kau..!
Dan aku-pun larut ingat bunga-mu.
Sekali ini hari seperti enggan surup,
Seolah hari ingin ceritakan buruk-mu semua..!
Dimana baikmu..?
Dimana didikan terdahulu..?
Akhirnya..
kini hanya waktu yang harus kau musuh-i,
bukan nafsumu..atau akalmu,
huuhhh.....( aku hanya bisa menghela ).
Karena ini juga bukan mimpiku.
Teringat tentang-mu..
Terusik juga akan setangkai mawar dua anggrek-mu.
Bunga-bungamu sungguh elok,
Namun entahlah..
Karna kamu sudah tak hiraukan itu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI