Mohon tunggu...
Yosafat Putra Asa
Yosafat Putra Asa Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Pecinta sepakbola dan penggemar e-Sport yang cinta menulis.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bavaria dan Bukti Ungkapan "Siapa Menabur, Akan Menuai"

15 November 2017   11:50 Diperbarui: 19 Desember 2017   19:00 1835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Nasional Jerman beberapa waktu lalu baru saja menjadi juara Piala Konfederasi. Tapi, sadar atau tidak, dibalik nama besar Jerman terselip sebuah hal menarik tentang skuad yang dibawa untuk Piala Konfederasi tahun ini. Beberapa nama yang dibawa punya caps rata-rata dibawah 20. Tidak ada nama bintang seperti kuartet Bayern: Manuel Neuer, Thomas Mller, Mats Hummels, dan Jerome Boateng. Atau tidak adanya nama Mesut zil, Marco Reus, Toni Kroos, maupun Sami Khedira.

Bertabur Talenta di Tanah Bavaria

Ada yang bilang bahwa regenerasi Timnas Jerman sangat sukses, ada juga yang bilang bahwa hal tersebut adalah sebagai ajang seleksi untuk turnamen sesungguhnya: Piala Dunia 2018. Memberi kesempatan bagi pemain-pemain debutan dan minim caps seperti: Marvin Plattenhardt, Emre Can, Kevin Trapp, Amin Younes, Kerim Demirbay, Lars Stindl, Niklas Sule, Leon Goretzka, pemain naturalisasi Sandro Wagner, ataupun pemain muda yang sedang naik daun, Timo Werner, Julian Brandt, dan Benjamin Henrich. 

Jika menilik nama-nama diatas mungkin sebagian penikmat sepakbola jarang mendengar, atau bahkan tidak pernah mendengar sama sekali. Namun perlu diketahui, pemain-pemain tersebut jelas menunjukkan performa spesial di tim nya masing-masing, khususnya yang bermain di Bundesliga.

Dari dua hal positif tersebut, ada juga yang bilang bahwa Timnas Jerman sedikit meremehkan calon lawan di Piala Konfederasi tahun ini. Banyak yang menganggap bahwa Jerman merasa superior ketimbang lawan-lawannya sehingga memutuskan melakukan eksperimen dengan pemain-pemain muda. Terlepas dari pro dan kontra tersebut, Jerman sudah jadi juara Piala Konfederasi. 

Tidak ada hal yang bisa menutupi fakta bahwa Bundesliga (Liga Jerman) telah menjalankan "tugasnya" dengan baik. Di Jerman, Liga sudah menjadi penyuplai pemain-pemain untuk Tim Nasional, tidak hanya Timnas Senior tapi juga sektor umur seperti Timnas Jerman U-21 yang juga baru saja menjuarai Piala Eropa U-21. Membuktikan bahwa kedalaman skuad Timnas Jerman sungguh luar biasa sehingga menciptakan Tim Nasional yang kompetitif baik internal maupun eksternal. Rasa-rasanya, siapapun pelatih Timnas Jerman nanti tak perlu susah payah mencari pemain untuk 10 tahun kedepan, setidaknya dengan kerangka yang ada sekarang.

Pengelolaan Liga yang Baik, Menghasilkan Pemain yang Baik

Sejatinya, Liga yang baik akan menghasilkan Tim Nasional yang baik pula. Regulasi yang jelas, penyelenggaraan yang terstruktur, dan pemberian jam terbang bagi pemain muda (karena layak, bukan karena tuntutan regulasi) adalah faktor utama lahirnya pemain-pemain berkualitas. Jerman sudah melakukannya bertahun-tahun, dimulai dari penyetaraan idealisme dalam hal strategi dan konsep bermain sepakbola yang dimulai dari tahap grassroot, reserve team, hingga kompetisi teratas. Sulit menampik bahwa Jerman saat ini merupakan kiblat sepakbola dunia. Dan sekali lagi, semua diawali dari penyelenggaraan Liga yang rapi.

Hal ini seakan menjadi anomali bagi PSSI dan penyelenggara kompetisi di Indonesia yang bahkan untuk mencari pemain di SEA Games lalu pun harus menyiasati regulasi. Dengan mewajibkan tim-tim Liga 1 untuk memainkan pemain dibawah 22 tahun untuk mendapat posisi di starting eleven pun dan bermain minimal 45 menit menjadi tanda tanya besar. 

Terlebih bila melihat banyak klub yang hanya menjadikan formalitas memainkan pemain muda tersebut guna memenuhi regulasi. Miris, pemain muda yang belum siap secara mental, bahkan kadang teknik pun dipaksa bermain di kasta teratas. Memang, hasil yang di raih Timnas U-22 di ajang SEA Games lalu tidaklah buruk, tapi juga tidak sesuai ekspektasi. Pantasnya, pemain matang di klub dan liga. Bukan saat pemusatan latihan dan ajang internasional sebesar SEA Games.

Sekali lagi, liga harusnya jadi pabrik pemain untuk Tim Nasional, sehingga kedepannya pemain yang terpilih sudah sanggup menghadapi atmosfer kompetisi yang besar. Karena pemain yang profesional, lahir dari kompetisi yang profesional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun