Kiat pertama, gunakanlah teknik bercerita melalui multimedia ini untuk melengkapi berita. Idealnya, ragam jenis media yang digunakan mempunyai kekuatan tersendiri. Komponen tersebut hendaknya dimanfaatkan secara jitu untuk menambah nilai berita. Sebaliknya, jika penggunaan beragam multimedia hanya menampilkan isi berita yang sama, hal ini akan menurunkan minat pembaca.
Kiat kedua, multimedia mampu mengintegrasikan jenis media. Seperti yang sudah disinggung dalam kiat pertama, semua platform memiliki tipenya masing-masing. Sehingga tidak disarankan jika jurnalis hanya "menganak emaskan" salah satu jenis media saja. Sejatinya bila kekuatan masing-masing media dapat ditampilkan secara optimal, gaya pemberitaan semacam ini akan selalu eksis.
Kiat ketiga, teknik multimedia hadir untuk menyederhanakan berita. Jurnalis harus paham apa yang benar-benar diperlukan ketika membuat artikel berbasis multimedia. Jangan sampai hasil akhirnya malah membuat berita terlalu bertele-tele dan menampilkan informasi yang tak perlu.
Kiat keempat, tarik perhatian audiens secara visual. Nilai lebih yang ditawarkan oleh penggunaan multimedia terletak pada kemampuan visualisasi berita. Maka, jurnalis harus pintar membuat konsep yang menarik melalui kekuatan visual ini.
Kiat kelima, alur antar media tidak perlu rumit. Tak dapat dipungkiri, masing masing audiens akan memilih secara berbeda media mana yang akan mereka nikmati. Pengisahan berita melalui multimedia dapat dikemas sedemikian rupa asalkan tidak terlalu mengambil sudut pandang yang berlebihan. Upaya ini dimaksudkan agar audiens tidak melewatkan info penting dalam berita tersebut.
Kiat keenam, meskipun penggunaan multimedia akan membuat audiens pasif, namun jangan sampai hal itu menurunkan kualitas berita. Memang penggunaan multimedia yang sekadar scrolling atau menekan tombol hyperlink tak ubahnya seperti membalik buku. Tetapi hal ini perlu diimbangi dengan penyampaian sudut pandang penting berita yang tak mampu ditangkap oleh berita konvensional.
Kiat ketujuh, berikanlah kepada audiens pengalaman imersif. Maksud imersif disini dapat diartikan sebagai keunggulan lain dari penggunaan multimedia. Kesuksesan besar pengalaman menikmati konsep berita multimedia yaitu ketika audiens mampu merasakan secara langsung suasana berita tersebut semirip mungkin. Penggunaan virtual reality (VR) yang sedang viral akhir-akhir ini cukup menjelaskan bagaimana perwujudan pengalaman imersif.
Kiat kedelapan, jangan tinggalkan kaidah jurnalistik. Meskipun jurnalis tak diberi batasan terkait pilihan penggunaan media yang dipakai, namun jangan sekali-kali jurnalis melupakan kaidah jurnalistik. Terlebih jika pada akhirnya berita hanya jatuh pada interpretasi jurnalis dengan mengabaikan fakta sebenarnya.Â
Semakin Memahami Dunia
Lalu, masih relevankah penggunaan multimedia saat ini? Diskusi memang perlu terus berjalan agar penggunaan "teknik bercerita" melalui multimedia ini semakin optimal.Â
Perkembangan digital memang menghadirkan dampaknya masing-masing yang perlu disadari bagi dunia jurnalistik. Bagi siapapun yang dekat dengan dunia jurnalistik tentu perlu memanfaatkan kekuatan multimedia demi memperluas cakrawala berita.