Pendidikan di Indonesia bertujuan sebagai sarana untuk melahirkan insan yang cerdas dan berkarakter sesuai dengan slogan pendidikan di Indonesia yaitu Tut Wuri Handayani. Untuk mengatasi ketimpangan dalam segi pendidikan, paradigma atau pandangan masyarakat sangat berpengaruh dimana Indonesia harus memiliki nilai atau branding yang tidak berkiblat pada negara lain. Adanya latar belakang perbedaan suku, agama dan budaya justru menjadi nilai tambah, karena dapat melahirkan paradigma pendidikan yang demokratis dan pancasialis. Dalam upaya peningkatan karakter dan moral suatu bangsa, pendidikan berperan menjadi jantung utama mulai dari aktivitas sosial, ekonomi, hukum hingga agama. Oleh sebab itu, apabila pendidikan suatu bangsa rusak, maka rusak pula semua karakter dan moral bangsa.
Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara berulang kali menekankan "Kemerdekaan Belajar". Makna konsep yang diusung Ki Hajar Dewantara yakni bagaimana membentuk kualitas manusia yaitu dimulai dari mengembangkan bakat. Dengan begitu, untuk mewujudkan tujuan tersebut mahasiswa harus merasa merdeka. Merdeka belajar yang dimaksud bukan bermakna mutlak melainkan kata "merdeka" menjadi subyektifitas sehingga membawa arah pembelajaran menjadi lebih liar dan luas. Belajar merdeka berarti merdeka atas diri sendiri, dimana minat dan bakat itu harus berkembang seluas mungkin. Konsep inilah yang diusung Ki Hajar Dewantara agar bangsa ini tidak digerus oleh perkembangan zaman.
Kampus merdeka merupakan salah satu program yang diusung oleh mentri pendidikan Indonesia yaitu Nadiem Makarim. Melalui kampus medeka, nantinya mahasiswa dapat belajar bukan hanya di ruang kelas saja. Konsep medeka belajar ini, erat kaitannya dengan konsep pendidikan Ki hajar Dewantara. Melalui program-program baru seperti Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, MSIB, IISMA, dan lain sebagainya. Mahasiswa diharapkan mampu berinovasi serta bersaing di era society 5.0. progam ini, bertujuan khusus bagi mahasiswa agar dapat mendapatkan pengalaman pembelajaran di luar kampus berdasarkan tantangan nyata yang misalnya dalam dunia karir. Banyak sekali keuntungan yang diperoleh mahasiswa apabila mengikuti kegiatan ini.
Salah satu program yang baru-baru ini adalah program pertukaran mahasiswa merdeka. Program ini merupakan salah satu program pertukaran antar mahasiswa dalam lingkup beda pulau dan selama satu semester. Pertukaran mahasiswa merdeka ini bukan semata-mata hanya bertukar tempat kuliah. Namun, melalui program ini, mahasiswa dapat bertukar kebudayaan, keanekaragaman, dan tentunya sejarah daerah yang dituju. Melalui program Pertukaran Mahasiswa Merdeka ini, mahasiswa akan mendapatkan konversi mata kuliah hingga 20 sks.Â
Mahasiswa juga dapat belajar secara langsung mengenai keberagaman budaya nusantara baik secara praktik maupun tertulis. Program ini sudah berjalan 2 kali periode. Dalam periode pertama, program ini diikuti kurang lebih 11.464 mahasiswa dan 190-an Universitas di Indonesia. Sedangkan pada angkatan 2 yang telah berlangsung terakhir kali, telah diikuti lebih dari 16.000 mahasiswa di seluruh Indonesia. Selain kegiatan perkuliahan, terdapat juga program modul nusantara. Modul nusantara adalah rangkaian kegiatan yang difokuskan untuk menciptakan pemahaman komprehensif tentang kebhinekaan, inspirasi, refleksi, dan kontribusi sosial yang didesain secara berurutan dan berulang dan didampingi oleh dosen Modul Nusantara dan kakak LO dari Universitas penerima.
Kesan yang diberikan Mahasiswa PMM kepada Universitas Negeri Medan lumayan baik. Karena saat datang pertama kali ke kampus ini, mahasiswa inbound disambut dan dijemput oleh kakak LO untuk diantarkan ke asrama atau kos masing-masing. Setelah itu, dari pihak Universitas Negeri Medan juga mengadakan acara penyambutan untuk mahasiswa PMM Inbound untuk mengenal satu sama lain. Bahkan selama kegiatan modul nusantara, mahasiswa diajak berkeliling ke area Medan hingga ke Samosir selama satu pekan.Â
Dengan mengikuti program PMM selama kurang lebih satu semsester (11 Agustus-17 Desember 2022) di Universitas Negeri Medan ini tentunya sangat bermanfaat diantaranya adalah dapat belajar dan eksplor keberagaman nusantara, berteman dari mahasiswa dari berbagai daerah, belajar di kampus lain di Indonesia, mendapat pengalaman baru terkait nilai-nilai keberagaman suku, agama, kepercayaan, dan juga bahasa, juga mendapat kesempatan mengambil mata kuliah diluar prodi sesuai dengan pilihan mahasiswa maksimal 20 sks, dan mendapatkan sertifikat mengikuti kegiatan PMM 2 dari Ditjen Pendidikan Tinggi Riset dan Teknologi.
Melalui program pertukaran mahasiswa merdeka, saya dapat belajar mengenai budaya yang ada di suku batak. Sebelumnya, saya hanya mengetahui suku ini yang memang benar ada di Sumatera Utara, setelah mengikuti program ini, saya dapat berinteraksi langsung dengan masyarakat suku batak hingga belajar tarian adat. Kegiatan modul nusantara ini diadakan setiap hari sabtu dan minggu dengan konversi 4 sks.
Selama mengikuti kegiatan modul nusantara, kelompok kami mengadakan kunjungan di beberapa tempat sejarah yang ada di kota Medan. Bahkan kami juga mengetahui secara langsung pembuatan ulos oleh masyarakat batak. Kelompok kami, mengadakan kegiatan kontribusi sosial di desa Sumbul, Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Sedang, Sumatera Utara. Pada kegiatan kontribusi sosial ini, kelompok kami menanam tumbuhan obat keluarga. Sebelumnya, kelompok kami juga menanam tumbuhan mangrove di daerah pesisir pantai Medan. Harapan untuk kedepannya, agar masyarakat peduli dengan adanya penghijauan dan sebagai bentuk ramah lingkungan. Selain itu, manfaat dari menanam tumbuhan obat keluarga juga dapat mendukung menciptakan kesehatan dan kesejahteraan keluarga.
Adanya latar belakang perbedaan suku, agama dan adat istiadat, Indonesia dikenal dengan negara keberagaman budaya. Oleh karena itu, keberagaman budaya di Indonesia haruslah dipelajari agar terus berkembang dan dikenal masyarakat luas hingga mancanegara. Program-program yang telah diusung pemerintah melalui program merdeka belajar atau MBKM tersebut tentu perlu adanya dukungan dari masyarakat juga mahasiswa.Â
Program pertukaran ini merupakan program unggulan yang patut diapresiasi karena melalui program ini, mahasiswa dapat mengeksplor budaya nusantara dengan kredit 20 sks. Dimana melalui program ini, mahasiswa tidak hanya belajar di ruangan saja, namun juga dapat beradaptasi dengan lingkungan luar yang bahkan belum sama sekali dijelajahi oleh mahasiswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H