Kerusuhan di depan kantor LBH senin dini hari, 18/9/2017 berawal dari gerudukan sekelompok orang yang menamakan diri anti PKI. Bagi mereka diskusi yang tengah berlangsung di kantor LBH memfasilitasi bangkitnya PKI, bahkan pesertanya dituduh sebagai anggota PKI. Sebagian besar di antaranya yang ada dalam kantor dengan penjagaan ketat polisi, mereka minta keluar dengan teriakan-teriakan, "PKI enggak bisa keluar, ayo gabung! Ganyang! Ganyang PKI sekarang juga!" teriak massa di luar kepada peserta diskusi yang berada dalam kantor LBHI.
Tuduhan itu jelas karangan. TNI dan Polri sendiri menyatakan bahwa acara di LBH Jakarta sama sekali tidak terkait dengan PKI. Namun, mereka tetap ngotot pada anggapannya. Mereka malah mau main hakim sendiri terhadap peserta diskusi sehingga akhirnya bentrok dengan anggota Polri.
Pertanyaannya, mana yang menakutkan? Peserta diskusi yang berolah pikir dalam gedung LBH ataukah para pendemo yang melempar polisi dengan batu dan merusak mobil warga yang ada di dekat mereka? Pikir sendiri ya!
Isu bangkitnya PKI memang sudah lama. Sebelum Pilpres sudah dimulai oleh tabloid hoax "Obor Rakyat". Setelah pembohongan Obor Rakyat terbongkar, mereka tidak berhenti. Di saat Jokowi memimpin NKRI, isu itu terus digaungkan oleh sekelompok orang yang jagonya terkapar di atas ring kompetisi Pilpres 2014 oleh Jokowi. Â
Simaklah misalnya pernyataan-pernyataan para pimpinan FPI, Sri Bintang Pamungkas, Amien Rais, Kivlan Zen (ada yang menulisnya Kivlan Zein), dan beberapa ustadz dalam orasi-orasi mereka di berbagai kesempatan. Ada yang diwartakan media cetak, on line, dan sebagian di youtube.
Mereka selalu mengatakan bahwa PKI tengah menyusun kekuatan untuk bangkit kembali di Indonesia. Bahkan sudah ada di depan mata, ungkap Amien Rais ketika melontarkan protesnya atas Perppu No 2 Tahun 2017 tentang Ormas dan pembubaran HTI, Juli 2017 lalu dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Nomor AHU-30.AH.01.08 tahun 2017 tentang pencabutan Keputusan Menteri Hukum dan HAM nomor AHU-0028.60.10.2014 tentang pengesahan pendirian badan hukum perkumpulan HTI.
"Kalau HTI dibubarkan kemudian komunisme dikembangkan itu apa hasilnya? Jelas sekali PKI di depan mata dibiarkan. Ya toh? Nggak diapa-apakan. Kalau HTI nggak pernah berbuat, hanya punya prinsipil yang berbeda dengan kita dan nggak ada kata 'makar'. Jadi ini kesalahan fatal bagi Jokowi kalau HTI dibubarkan," ujar Amien di kantor DPP PAN, Senopati, Jakarta Selatan, 12/7/2017 (detik.com).
Apa yang dikatakan Amien persis sama dengan apa yang selalu disebarluaskan oleh para pimpinan FPI lewat youtube. Di antaranya ialah Habib Rizieq, Bachtiar Nasir, Munarman, Ahmad Sobri Lubis, Buya Yahya, Alfian Tanjung yang nadanya sangat rasis dan bertujuan mendiskreditkan Ahok dan Jokowi.
Sekedar contoh silakan tonton video Bachtiar Nasir yang mengatakan "Komunis Sudah Bangkit di Indonesia", video Ahmad Sobri Lubis berjudul "Spirit 212 : Bangkitnya PKI di Negeri Kita", video Buya Yahya berjudul "PKI Mulai Bangkit", atau "Bahaya Kebangkitan Antek-antek PKI" orasi Ustadz Alfian Tanjung, dan masih banyak lagi.
Ngawur