Mohon tunggu...
Yosafati Gulo
Yosafati Gulo Mohon Tunggu... profesional -

Terobsesi untuk terus memaknai hidup dengan belajar dan berbagi kepada sesama melalui tulisan. Arsip tulisan lain dapat dibaca di http://www.yosafatigulo.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aksi Super Damai 212, Tertangkapnya Para Perencana Makar, dan Pesan Moralnya

3 Desember 2016   17:30 Diperbarui: 3 Desember 2016   22:05 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tertangkapnya kedelapan orang itu sekaligus merupakan jawaban atas keraguan SBY terhadap pekerjaan intelijen dalam mengendus niat buruk banyak tokoh yang mau menunggangi demo. Juga membuktikan bahwa apa yang dikatakan Jokowi tentang tokoh yang menunggani demo bukan isapan jempol. Harapan kita, kalau SBY mengetahui ada pihak lain yang berniat sama, tetapi belum terdeteksi intelijen, perlu segera memberitahukannya Jokowi atau pihak intelijen negara agar negara ini aman dalam menjalankan pembangunan nasional.

Jokowi Masih Dicintai Rakyat

Hadirnya Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla ditengah-tengah massa untuk shalat jumat bersama mereka di bawah guyuran hujan, jelas di luar dugaan. Banyak pihak yang memprediksi Jokowi tak bakalan menemui massa. Jokowi dikira takut berhadapan dengan rakyatnya sendiri, karena massa yang hadir dikira bengis terhadap Presidennya sendiri.

Di sinilah terletak titik kejeniusan berpikir dan ketajaman naluri kepemimpinan Jokowi. Pada saat yang tepat ia membungkam para pencundang tanpa melukai. Kepada mereka ditunjukkan bahwa negara Republik Indonesia di bawah pemerintahannya masih eksist dan aman berkat kerja sama solid antara TNI, BIN, dan Polri. Jokowi menunjukkan bahwa titik kendali dalam suasana genting masih dia pegang. Pada saat yang sama, massa juga menunjukkan bahwa mereka masih mencintai Jokowi.

Simpul cinta itulah yang terekspresikan saat Jokowi menyampaikan pidato singkat di akhir acara. Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih kepada alim-ulama, ustaz, serta ribuan jamaah yang ia sebut telah menjalankan aksi secara tertib. Pidato singkat ini disambut hangat oleh massa.

Kendati ada teriakan “Tangkap Ahok!, tetapi teriakan itu tidak mengganggu suasana tertib. Malahan teriakan susulan, “Hidup Jokowi! Hidup Jokowi!” makin menjelaskan kepada siapaun bahwa Jokowi masih sangat dicintai rakyat. Setelah itu, Jokowi kembali ke Istana dengan berjalan kaki di bawah payung berwarna khas, warna biru, yang dipegangnya sendiri untuk melindunginya dari guyuan hujan.

Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut, tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa aksi super damai 212 memberi pesan setidaknya tentang empat hal. Pertama, bahwa NKRI masih kokoh. Kedua, bahwa NKRI tersebut tetap berfondasikan pancasila dan UUD 1945, tanpa embel-embel kata “asli”. Ketiga, presiden Jokowi masih dicintai rakyat. Keempat, penyelesaian masalah dugaan penistaan agama yang didakwakan kepada Ahok tetap dipercayakan kepada penegak hukum dengan mendasarkan diri pada ketentuan hukum yang berlaku tanpa boleh diintervensi oleh siapa pun. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun