Pertanyaannya, mengapa negara diharapkan kacau? Mengapa Jokowi harus dilumpuhkan?
Para ahli boleh saja berdebat dengan berbagai teori. Kubu 02 juga bisa mengkonstruksi argumen-argumen dengan memosisikan mereka sebagai korban seperti pada kasus Ratna Sarumpaet. Tetapi, dalam pemikiran awam yang normal pasti muncul pendapat bahwa kerusuhan dan rencana menghabisi beberapa pejabat negara mustahil tidak diketahui oleh BPN, bahkan mungkin di bawah kendali mereka.
Di sinilah pentingnya Prabowo tetap berada di Jakarta. Penanggung jawab terakhir dari semua tindak pidana yang dilakukan para pelaku bukan BPN lagi, tetapi Prabowo.
Kalau pun Prabowo tidak menyuruh, namun kalau dia benar-benar konsisten beritikat baik untuk mencegah kerusuhan dan rencana pembunuhan, maka detail rencana demonstrasi yang diskenariokan sebelum dilaksanakan perlu dia ketahui. Pada saat dilaksanakan pun Prabowo perlu menjadi pengendali utama.
Tapi itu tidak dilakukan. Dari rumah, ia hanya mengedarkan video via instagram berisikan himbauan kepada demonstran agar tidak melakukan kekerasan dan kerusuhan. Video itu pun baru disebar setelah terjadinya kerusuhan. Kalau begitu, adakah kesungguhan dalam himbauan itu, dan bukan sekedar strategi cuci tangan?
Semoga Prabowo tidak berlama-lama di Dubai. Penjelasan atas pertanyaan di atas, sangat diperlukan oleh publik. Paling tidak, oleh hakim pada saat persidangan para tersangka. ***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI