Menurut Badan Pusat Statistik (BPS,2004), tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah rupiah konsumsi berupa makanan yaitu 2100 kalori per orang per hari dan konsumsi nonmakan. Patokan kecukupan 2100 kalori ini berlaku untuk semua umur, jenis kelamin, tingkat kegiatan fisik, berat badan, serta perkiraan status fisiologis ukuran penduduk, ukuran ini sering disebut juga dengan garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki garis kemiskinan dibawah maka dinyatakan dalam kondisi miskin.
Kemiskinan DI NTT
Perkembangan angka kemiskinan di Nusa Tenggara Timur mencerminkan beratnya beban pemerintah dalam pengentasan kemiskinan penduduknya. Berdasarkan data yang didapat dari BPS, kabupaten yang memiliki jumlah penduduk miskin tertinggi di provinsi NTT yaitu kabupaten Timor Tengah Selatan dengan jumlah penduduk miskin tahun 2010 sebanyak 126.600 jiwa (28,69 persen) dari total penduduk 441.155 jiwa.Â
Tingginya tingkat kemiskinan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dikarenakan, secara topografis wilayah kabupaten TTS memiliki curah hujan yang rendah sehingga lahan di wilayah tersebut umumnya kering dan tandus, selain itu sektor pertanian (95,3 persen) masih memegang peranan penting karena sebagian besar penduduk bekerja dan mengandalkan hidupnya dari pertanian (Amelia, 2012).
Gambaran tingkat pendidikan penduduk wilayah kabupaten TTS memiliki tingkat pendidikan yang rendah, indikator ini dapat ditunjukan dengan rata-rata lama sekolah pada tahun 2009 rata-rata lama sekolah Timor Tengah Selatan adalah 6,12 tahun berarti hanya menyelesaikan pendidikan sampai pada kelas enam SD. Sedangkan, untuk jumlah penduduk miskin terendah berada di Kota Kupang sebagai ibukota Provinsi Nusa Tengggara Timur.Â
Menurut daerah tempat tinggal jumlah penduduk miskin dipedesaan lebih banyak dibandingkan di perkotaan. Hal ini disebabkan penduduk diperkotaan umumnya bekerja di sektor sekunder maupun tersier sehingga memiliki pendapatan yang lebih banyak dibandingkan penduduk pedesaan yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan informal (Amelia, 2012).
Faktor Yang Memengaruhi Kemiskinandi NTT
Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan antara lain : pertumbuhan ekonomi, pendidikan, pengangguran, kependudukan kesehatan (Siregar dan Wahyuniarti, 2008 ; Prasetyo, 2010 ; Wongdesmiwati,2009 ; Myrdal,2000). Hasil penelitian ini Amelia (2012) melaporkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi NTT yaitu : (a) pertumbuhan ekonomi, (b) jumlah penduduk yang lulus SMP, dan (c) angka harapan hidup berpengaruh negatif,Â
Jumlah penduduk berpengaruh positif sedangkan, variabel tingkat pengangguran tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di NTT. Variabel Jumlah penduduk dan angka harapan hidup mepunyai pengaruh yang besar terhadap penurunan tingkat kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi, dan jumlah penduduk lulusan SMP memiliki pengaruh yang relatif kecil terhadap penurunan tingkat kemiskinan.
Kesimpulan
Secara umum dari hasil deskripsi diketahui bahwa, Provinsi NTT tingkat kemiskinan rata-rata diatas 20%. Kemiskinan terbesar terdapat di Kabupaten TTS. Kabupaten TTS menjadi kabupaten termiskin di Provinsi NTT dikarenakan, umumnya wilayah ini memiliki curah hujan yang rendah dan tandus, selain itu sektor pertanian ( 95,3 persen ) masih memiliki peran penting, karena sebagian besar penduduk bekerja di sektor pertanian (80 persen). Selain itu, diketahui factor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi NTT yaitu : pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk yang lulus SMP dan angka harapan hidup.