[caption id="attachment_174203" align="alignleft" width="300" caption="Ilustrasi (digifaephotography.com)"][/caption] Mesin pendingin ruangan di dinding itu menunjukkan angka 17 tapi rasanya gerah sekali kurasakan, sesekali berdiri lalu dudukkembali kemudian berdiri lagi, berjalan ke arah tak tentu untuk kemudian kembali ke bangku tunggu itu dengan menghembuskan nafas panjang dari mulutku. Mataku berulang kali menatap pintu ruang berwarna biru muda itu, menanti sesuatu yang akan keluar dari sana.
Akhirnya pintu itu terbuka, seorang laki-laki dengan baju operasi keluar, berwajah datar menyapaku, lebih tepatnya bertanya padaku..karena aku memang satu-satunya orang di situ.
“Anda suami ibu itu?” tanyanya
“Eh... iya dok, gimana hasilnya?” tanyaku balik.
Agak tergagap aku dengan pertanyaan dokter itu, tapi karena memang sudah kusiapkan jawabannya, aku tak tampak terlalu gugup.
“Sudah bersih pak, lancar, sebentar lagi istri Anda akan dibawa ke ruangannya dan mungkin dalam beberapa jam akan siuman. Tolong nanti dikasih obatnya. Mudah-mudahan besok sudah bisa pulang,” lanjutnya.
......
Yang ia bicarakan adalah anakku, tapi ia sudah bersih sekarang...!
Namun perempuan di dalam sana bukanlah istriku...(ll)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H