Mohon tunggu...
Yopi Rismayady
Yopi Rismayady Mohon Tunggu... karyawan swasta -

It's just me.. With jeans and black t-shirt... Founder of #RomanticIndonesia

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Djakarta 2061 (1)

17 Juni 2011   10:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:25 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alkisah, Jakarta 50 tahun di depan...

Jakarta.... Kota yang saat ini berstatus tunggal sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang saat ini carut marutnya terkenal sampai ke lubang belut di negara bagian North Carolina, Amerika, telah berubah rapih dan anggun. Jalanan terlihat sangat bersih. Pohon-pohon rindang menghiasi setiap sudut kota dan penggalan antar jalan. Sejuk sekali. Mengelilingi pohon-pohon itu, rumput hijau cantik rimbun tertata rapih dalam tinggi yang sama, sangat terawat dan berbau harum, tak berani seorangpun menginjak rumput-rumputan itu.

Taman-taman cantik menghiasi setiap sudut kota, rapi diisi rangkaian bunga-bunga warna-warni dan pohon-pohon rindang yang memberikan kesegaran tersendiri bagi mereka yang lewat dibawahnya.

Setiap senti kota bening kemilau bak pualam buatan Citatah, Padalarang, Bandung. Jalanan rapih bahkan serpih debupun sulit sekali dicari selain oleh Mikroskop Elektron.

Jalanan kota sudah serba otomotis dengan pemindai khusus yang bisa mendeteksi sampai ke jenis baut yang dipakai mobil yang bersangkutan yang sekarang sebagian bahkan sudah ada yang melayang tanpa roda.

Tidak ada istilah 3 in 1 lagi, karena saat itu kepemilikan mobil terbatasi, satu keluarga hanya satu mobil saja. Jalan tolnya sendiri jauh dari macet, karena volume kendaraan sangat terbatas. Kendaraan-kendaraan model lama, sudah ditarik dan dijadikan bahan baku pembuatan barang-barang kebutuhan keluarga seperti Kulkas, Rice Cooker, Tempat Sampah, dll. Dan setiap penarikan mobil diikuti oleh pemberian modal untuk pembelian kendaraan baru atau tiket gratis penggunaan MonoRail, Trem, UnderGroud Train, dan RiverWay (nanti diceritakan) selama seumur hidup yang waktu itu menjadi angkutan favorit di Jakarta.

Gedung DPR/MPR sudah tidak ada zaman ini, karena setelah dibakar masyarakat dalam demo raksasa pada 21 Desember 2015, yang berhasil menggulingkan para Wakil Partai alih-alih Wakil Rakyat dan anggota Dewan yang sudah tidak terhormat. Area di Gatot Subroto itu sudah menjadi areal mewah pemakaman umum sistem hidrolik, dimana lahan bisa terpakai efektif secara garis vertical, tumpuk menumpuk secara otomatis menggali lebih dalam tanpa mengurangi nilai Syariah dalam makna pemakaman. Areal mewah ini juga sangat tertata rapih dan modern dengan system pemindaian mata bagi siapa saja yang hendak berziarah.

Monas, sebagai tugu utama kota sekarang digantikan system pencitraan proyeksi 3 dimensi hologram dengan laser. berpendar-pendar dengan  cahaya yang bisa berubah-rubah mengikuti iklim dan cuaca. SementaraMonas yang aslinya dipindahkan ke Surabaya sebagai kenang-kenangan Bung Karno yang mencetuskan pertama kali. Monas dipindahkan secara terpisah-pisah dalam paket yang jumlahnya mencapai 100 kargo. Dan dipasang kembali menggunakan system laser yang sudah lama menggantikan semen sebagai perekat.

Patung Pancoran sudah tidak ada, bukan karena sang patung merasa pegal karena diam dalam posisi mengejar bulan seperti itu, namun karena adanya proyek Mono Rail membuatnya hilang meninggalkan kenangan mendalam bagi sebagian masyarakat Jakarta, khususnya bagi pemilik Sate Khas Pancoran.

Yang luar biasanya adalah Sungai Ciliwung yang saat itu sudah sangat bersih. Berair jernih dan tanpa satupun sampah yang berserakan. Ini terjadi karena dalam setiap 20 meter panjang sungai dipasang detektor laser yang akan menembakan lasernya ke arah sampah, dan akan menghancurkan sampah dalam bentuk partikel-partikel kecil yang pergi bersama udara, dan asyiknya dia menebarkan harum.

Pada saat yang bersamaan menembaknya laser, dia mengirimkan kode digital kepada kamera CCTV yang ada di atasnya untuk merekam langsung secara Real Time siapa yang membuang sampah sembaranga dan mendeteksi orang tersebut melalui gelang digital yang dimiliki masing-masing masyarakat sebagai pengganti KTP. Yang terdeteksi langsung dikirim email yang berisi warning dan pengurangan gaji langsung ke perusahaan dimana dia bekerja. Tapi inipun jarang terjadi sejak 20 tahun terakhir dimana tidak ada lagi orang yang berani buang sampah sembarangan.

Masih bicara Sungai Ciliwung. Yang keren, sungai ini membantu mengurai kemacetan karena sekarang ada angkutan RiverWay namanya dalam bentuk perahu mungil berpenumpang 20 orang dan serba otomatis. Memiliki puluhan Halte, dalam beberapa koridor angkutan, RiverWay menjadi sarana favorit untuk berangkat menuju lokasi tujuan. Dan RiverWay juga menjadi obyek wisata baru di Jakarta.

Para pengemudi angkutan umum semuanya rapih dan wangi. Dengan wajah-wajah ramah dan bahasa yang santun. Semua terjadi karena rajinnya konsultasi dengan psikolog yang wajib disediakan para vendor kendaraan umum di Jakarta. Hingga jiwanya yang mungkin bawaan lahir bisa sedikit demi sedikit menjadi lunak. Tidak ada istilah ugal-ugalan di angkutan umum. Semua lancar, tertib dan teratur.

Sudah tidak ada rakyat miskin di Jakarta. Semua merata. Memang ada yang kaya, tapi sama sekali tidak ada yang tidak mampu. Pada tahun 2016, karena anggaran MPR/DPR langsung hilang, anggaran itu dibagikan merata kepada masyarakat Urban yang tidak jelas pekerjaannya dan diminta kembali ke kota asal dan menjadikan uang itu sebagai modal membangun desa atau kampungnya. Dan saat itu pula, perumahan-perumanhan bantaran kali dirapihkan dan dibersihkan. Masyarakatpun pulang ke kampung dengan riang gembira. Dan pada 2020, desa-desa itu menjadi maju dan pendapatan ekonomi hampir merata di semua wilayah di Indonesia.

Angka kejatahan pun hampir hilang, karena selain sekarang semua sudah berkecukupan, jajaran POLRI sudah bebas dari suap dan cari makan siang dengan menilang di perempatan. Gaji yang cukup membuat aparat Polisi malu untuk mencari-cari kesalahan orang walau hanya karena lampu spion motornya agak mencong 30 derajat.

Oh ya, motor tidak ada saat ini. Semua sudah bermobil, baik yang masih beroda maupun yang sudah melayang tadi. Motor dihilangkan pada 2024, karena angka pembeliannya yang hampir sama dengan jumlah total penduduk Indonesia usia 18 keatas, sangat banyak sekali motor.

Para pemilik motor sama dengan para pemilik mobil lama, motornya dibeli oleh Pemerintah dan pemiliknya diberikan modal dan tiket gratis angkutan RiverWay atau yang lainnya. Motor-motornya sendiri dikirim ke Amerika yang pada tahun 2021 sudah bangkrut total karena terlalu banyak membuang uang untuk berperang dan membuat senjata yang akhirnya hancur juga di Irak, Mesir, Suriah, Korea Selatan, dan Libya. Anggaplah motor-motor kiriman Indonesia itu sebagai sumbangan untuk Amerika yang sedang susah.

Indonesia menjadi salah satu Negara yang menguasai perekonomian dunia. Kebijakan moneter Luar Negeri dengan mengurangi angka pinjaman dan menambah Devisa melalui semua kekayaan daerah menjadi kekuatan utama. Indonesia menjadi pengekspor terbesar beras, emas, timah, minyak mentah tanpa ada saingan dan semuanya dikelola perusahaan local non Privatisasi. Dan pariwisata Indonesia berkembang pesat dari Sabang sampai Merauke. Angka kunjungan mencapai 55 juta pengunjung pertahun dengan paling banyak mengunjungi Jawa Barat untuk belajar Angklung, maen Wayang Golek dan Jaipongan.

Bali sendiri karena terlalu digembor-gemborkan sebagai pusat wisata Indonesia menjadi tidak menarik karena setiap sudutnya menjadi Hotel dan Restoran, semua membangun itu. Akhirnya jumlah kamar hunian di Bali lebih tinggi dari angka pengunjung yang semakin menurun karena bosan. Akhirnya Hotel dan Restoran itupun dibongkar dan dijadikan kantor-kantor pemerintahan. Ditambah lokasi-lokasi Bali menjadi kotor karena sudah tidak mampu menampung tamu.

Imbasnya menjadi menarik. Daerah lain secara merata kebagian pengunjung wisata. Dari Aceh sampai Papua. Angka pengunjung wisata yang meningkat membuat Indonesia kaya raya. Publik dunia pun dibuat terkesima oleh kayanya Indonesia memiliki adat, budaya dan obyek wisata yang indah.

Jakarta juga sudah anti banjir. Selain karena memang volume sampahnya berkurang dan semua sampah didaur ulang secara organic dan non organic. Kontur tanah dan jalan sudah mengadopsi skema pori-pori tanah yang biasa dipakai di lapangan sepakbola. Hingga air bisa terserap sempurna dan mengalir lancar ke lubang-lubang mini yang mengalirkannya ke kanal-kanal yang ad adi Barat dan Timur Jakarta. Alhasil banjir pun tidak ada.

Semua hidup makmur gemah ripah loh jinawi di Jakarta. Yang tua rajin membagi pengalaman kepada yang muda tanpa memaksakan teori lawasnya yang mungkin sudah tidak cocok. Yang muda pun menjadi total menghormati para senior yang membuka lebar-lebar pintu kreativitas. Adanya “ilmu api unggun” di skema ini membuat Jakarta secara khusus menjadi surge ide dan kreativitas. Ilmu api unggun adalah untuk tetap membuat api unggun menyala, maka harus terus ada kayu-kayu baru yang dibakar agar nyala tetap terjaga.

Pemerintah bersinergi dengan rakyat. Presiden yang dilantik tidak di Gedung MPR, karena selain memang gedung itu sudah hancur, sekarang skema pelantikan dilaksanakan di Lapangan Merdeka Jakarta yang sekarang adalah area Senayan. Rakyat diundang secara terbuka setiap ada pelantikan Presiden, dia bersumpah didepan rakyatknya langsung, dan rakyat bisa menagih janji-janjinya ketika dia mulai bertindak aneh.

Jakarta sudah menjadi Ibukota yang cantik, rapih, dan bermartabat. Semua daerah juga sama. Semua teratur secara anggun. Rakyat bahagia, pemerintah bahagia…

Ada apa lagi dengan Djakarta 2061... (To be continued...) :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun