Mohon tunggu...
Alexander Yopi
Alexander Yopi Mohon Tunggu... -

Gutta Cavat Lapidem Non Vi Sed Saepe Cadendo

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Taufik Hidayat Kuliahin Pablo Aiban Teknik Badminton

31 Juli 2012   09:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:24 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Taufik Hidayat bermain tanpa beban untuk meraih kemenangan terakhir di Grup O Penyisihan Olimpiade London dan menekuk dua set langsung pemain tunggal Spanyol Pablo Aiban dengan skors 22-20 dan 21-11.

Pertandingan pada babak pertama semula berjalan ketat. Aiban nampak percaya diri karena terus memimpin hingga paruh babak pertama. Pada kedudukan 13-13, Aiban kembali melejit dengan memimpin peroleh point 14-16. Aiban bahkan lebih dulu mendapat match point pada kedudukan 19-20. Namun, Taufik lantas menghabisinya pada skors 22-20.

Babak kedua pun berjalan tanpa perlawanan. Sejak awal Aiban sudah ketinggalan hingga jarak 17-9. Taufik tidak lagi memberi angin segar kepada Aiban. Sesekali point diraih Aiban karena kesalahan yang dilakukan Taufik. Selanjutnya, pemain tunggal asal Spanyol itu pun harus mengakui senioritas Taufik pada skors 21-11.

Taufik memang di atas angin dari Aiban baik teknik, akurasi, maupun kekuatan smash. Karena itulah, Taufik nampak tidak terlalu terpengaruh atas upaya Aiban yang mencoba menekan Taufik pada babak pertama. Dengan enteng, Taufik meladeni permainan Aiban. Taufik pun konstan mempertahankan jarak dua sampai tiga point. Taufik bahkan tidak pernah mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Termasuk jurus-jurus pamungkas yang sering dipertontonkan ketika berhadapan dengan pemain selevelnya. Dia hanya meladeni dan mematikan pergerakan Aiban ketika pemain Spanyol itu kehilangan langkah dan strateginya sendiri.

Babak kedua adalah kuliah bagi Aiban. Pemain itu nampaknya sudah kehabisan akal dan Taufik rasa-rasanya memberikan pelajaran soal teknik bermain badminton. Aiban sudah bermain tanpa konsep. Tetapi, Taufik tidak lekas menghabisi. Taufik meladani permainan tanpa konsep itu dengan memberikan pembelajaran fundamental soal bagaimana harus menyerang dan bertahan. Aiban nampak menerima kenyataan sedang dipermainkan Taufik. Sebelum bola mati, dia harus meladeni Taufik yang seolah-olah mengusirnya berlari dari satu pojok ke pojok lain.

Tetapi mengapa Taufik membiarkan dirinya terjebak dalam perangkap di babak pertama dengan membiarkan Aiban meraih match point?  Beruntung Aiban bukanlah pemain yang potensial bisa mengalahkan Taufik. Bisa dengan mudah dimatikan.

Barangkali ini adalah salah satu kelemahan Taufik. Beberapa kali Taufik didera kekalahan yang tak terduga, yang disesalkan, dan yang tak seharusnya. Taufik cenderung lengah, terlambat panas, bahkan menganggap enteng lawan di babak pertama. Beberapa kali Taufik harus berjuang meraih kemenangan dengan tiga set. Sesungguhnya tidak perlu buang tenaga hingga tiga set. Tetapi, ogah-ogahan di babak pertama, itulah penyebabnya.

Petaka terjadi. Ketika Taufik berupaya mengeluarkan penampilan terbaiknya, pemain lawan justru tampil lebih solid dari babak sebelumnya. Akhirnya, Taufik harus menelan kekalahan oleh strategi dan niatnya sendiri. Dia tidak mampu membendung letupan permainan pemain lawan yang sudah berada dalam kondisi puncak sejak babak awal. Ini awasan!(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun