Bukan tanpa sebab, Natuna dijadikan sebagai kawasan pariwisata ialah selain menambah pendapatan daerah, kawasan pariwisata juga akan meningkatkan citra dan eksistensi Natuna ke rancah internasional.Â
"Batu alif salah satu objek wisata bahari di Natuna," ucap Isdianto. Usulan ini telah disampaikan kepada Menkopolhukam Mahfud MD dan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo. Usulan ini disambut baik oleh kedua Menteri tersebut.
 Bukti keseriusan pemerintah berikutnya ditunjukkan dari perkataan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, "diplomasi internasional hingga saat ini terus digalakkan.Â
Kehadiran merupakan kata kunci yang harus dimenangkan." Maka dari itu untuk mendukung diplomasi internasional pembangunan infrastruktur menjadi langkah pertama dalam mengembalikan aktivitas perikanan di Natuna.Â
Diplomasi merupakan eksekusi akhir yang penting dilakukan untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan wilayah Laut Natuna Utara dari negara lain khususnya negara tetangga seperti Tiongkok.
Sampai saat ini aktualisasi pemerintah melindungi Laut Natuna Utara melalui diplomasi ditunjukkan dalam usaha mempercepat perjanjian batas wilayah maritim dengan 10 negara tetangga.Â
"Kami pahami bahwa batas maritim Indonesia sampai saat ini masih banyak yang belum dilegitimasi oleh perjanjian batas negara. Adapun yang sudah terealisasikan baru satu perjanjian batas wilayah dengan Singapura," ujar Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono.
Tidak habis sampai disitu, mewabahnya Coronavirus Disease (Covid-19) menjadi persoalan baru bagi nelayan Natuna. Walaupun produksi telah meningkat tetapi hasil tangkapan ikan tidak bisa dijual dengan maksimal terutama ekspor ke luar negeri.Â
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Natuna, Zakimin dalam keterangan yang dirilis oleh Humas Pemda kabupaten Natuna membenarkan bahwa saat ini nelayan terkendala distribusi hasil tangkapan.Â
Namun ia menyatakan akan segera berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membahas distribusi hasil tangkapan agar tetap berjalan dengan baik.Â
Sama dengan Zakimin, salah satu koordinator nelayan di Natuna, Dedek Ardiansyah menyebutkan, "yang menjadi masalah adalah ekspor. Karena Malaysia tutup sama sekali sedangkan Singapura terbatas, bisa tapi sedikit." Dedek mengatakan, sementara ini para nelayan dan instansi terkait meminta bantuan Perum Perindo unit Natuna untuk membeli hasil tangkapan.