Sedikit latar belakang yang mendasari penelitian dan penulisan tentang topik ini pada beberapa paragraph berikut:
Manusia membutuhkan komunikasi untuk menjalani hidupnya dan salah satu alat komunikasi yang penting adalah bahasa. Bahasa merupakan bentuk kristalisasi nilai-nilai peradaban dan memiliki peran krusial dalam mengarahkan pergerakan peradaban.Â
Perkembangan studi bahasa telah meningkatkan pemahaman dan tingkat pemikiran dalam suatu peradaban. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari bahasa agar dapat memahami budaya, nilai-nilai, dan latar belakang sosial orang-orang yang berbicara dalam bahasa tersebut.
Keberagaman budaya dan bahasa telah menjadi salah satu kekayaan bangsa Indonesia sejak lama. Meskipun tidak ada informasi pasti mengenai jumlah total bahasa yang digunakan di dunia, diperkirakan bahwa sekitar sepuluh persen di antaranya berasal dari Indonesia.Â
Di Indonesia, terdapat 726 bahasa yang digunakan, dengan beragam etnis dan suku yang menciptakan fenomena linguistik seperti bilingualisme dan pergeseran bahasa, bahkan hingga terjadinya kepunahan bahasa. Ini yang juga menjadi salah satu alasan utama bahasa-bahasa di Indonesia Bagian Timur ada yang sudah punah dan mendekati kepunahan.
Kemudian alasan lain yang menjadikan bahasa-bahasa di Indonesia Bagian Timur rentan untuk punah adalah ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan dinamika zaman.Â
Tercatat 11 dari 71 bahasa di Provinsi Maluku, Maluku Utara dan Papua telah dinyatakan punah dan menurut Kantor Bahasa Provinsi Maluku mencatat bahwa terdapat 22 bahasa daerah terancam punah di lima kabupaten yakni, Kabupaten Buru sebanyak 2 bahasa, Kabupaten Maluku tengah sebanyak 7 bahasa, Kabupaten Seram Bagian Barat sebanyak 1 bahasa dan Kabupaten Seram Bagian Timur Sebanyak 7 bahasa dimana bahasa Seram (Geser) salah satu diantaranya. Dari 22 Bahasa daerah yang terancam punah tersebut tidak satupun tergolong aman karena pengaruh bahasa Melayu Ambon dan bahasa Indonesia yang kuat.
Sedikit gambaran tentang Bahasa Geser yang digunakan sebagai salah satu kajian dan penelitian dan penulisan ini. Bahasa Seram (Geser) adalah salah satu bahasa yang dituturkan atau digunakan sebagai Bahasa dalam berkomunikasi oleh masyarakat di Kepulauan Geser Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku.Â
Menurut Ethnologue (edisi ke-18, 2015): Bahasa geser berasal dari rumpun bahasa Austronesia, yang di kelompokan sebagai rumpun bahasa Melayu-Polinesia Inti, kemudian di kelompokan lagi dalam rumpun bahasa Maluku Tengah atau lebih spesifik lagi ke dalam rumpun bahasa Maluku Tengah Timur. Pada tahun 1989 jumlah penutur dari bahasa geser adalah 36.500 penutur.
Pulau Geser merupakan sebuah pulau kecil, pulau terapung yang terletak di wilayah ujung timur (tenggara) Pulau Seram atau menghadap ke Pulau Irian (wilayah Papua Barat).Â
Nama Pulau Geser cukup terkenal di Maluku maupun di Indonesia lantaran banyak faktor strategis mulai dari faktor geografis, demografis, sampai dengan sejarah perdagangan ke Indonesia. Geser memiliki dua suku budaya yang begitu terkenal yakni suku Esiriun dan Siritaun. Kedua suku ini selama tujuh abad selalu hidup berdampingan meski keduanya memiliki wilayah kekuasaan masing-masing.