Mohon tunggu...
Cahyono
Cahyono Mohon Tunggu... -

Pengamat Polhukam

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tentara Laut Setia Amankan Perbatasan Indonesia – Filipina Di Miangas

9 Juli 2015   18:11 Diperbarui: 9 Juli 2015   18:40 1302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Saat menangkap pelaku Illegal Fishing"][/caption]MANADO - Sesuai Perpres Nomor 78 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar, terdapat sebanyak 92 pulau kecil terluar di Indonesia, dimana 11 diantaranya terdapat di Provinsi Sulut (Pulau Bangkit, Manterawu, Makalehi, Kawaluso, Kawio, Marore, Miangas, Batu Bawaikang, Marampit, Intata, dan Kakorotan). Dari kesebelas pulau kecil terluar ini, Pulau Miangas yang letaknya paling jauh dari daratan. Jika kita saksikan di Peta Provinsi Sulawesi Utara, Pulau Miangas hanya berbentuk seperti bulatan titik, bahkan di beberapa peta tidak terlihat sama sekali. Jumlah penduduknya pun tidak banyak, hanya sekitar 1.000 orang atau sekitar 1 RW penduduk di daerah perkotaan.

Menurut bahasa daerah setempat, Miangas berarti “kasihan” atau “menangis”. Hal tersebut nampaknya pas jika digambarkan dengan kondisi pulau terluar sebelah utara NKRI ini. Betapa tidak, satu-satunya akses transportasi menuju ke Pulau Miangas adalah menggunakan Kapal Perintis. Sebenarnya saat ini Pemerintah sedang membangun Bandara Perintis, namun masih dalam proses penyelesaian.

Bagaimanapun kondisinya, Pulau Miangas tetap memiliki nilai strategis bagi NKRI. Pulau ini merupakan tolak ukur dari tapal batas wilayah Indonesia, yang menjadi acuan dalam menentukan kedaulatan wilayah. Oleh karena itu, Pulau Miangas senantiasa dijaga ketat oleh satuan pengamanan perbatasan dari TNI AL, TNI AD, dan Polri.

Salah satu anggota Pos TNI AL Miangas, Klk M. Asmuin menuturkan bahwa dirinya merasa bangga bisa bertugas di Pulau Miangas. “Tentu saja merasa terhormat bisa mendapatkan kesempatan bertugas di beranda terdepan NKRI”, ujarnya semangat. Menurut prajurit asal Bondowoso, Jawa Timur ini, banyak pengalaman yang telah diperoleh selama bertugas di Pulau Miangas. “Karena tugas di sini, saya bisa dapat pengalaman membanggakan. Salah satunya, saat HUT TNI ke – 67 tahun 2012 di Jakarta, saya mendapatkan kepercayaan dari pimpinan TNI AL sebagai perwakilan pasukan perbatasan, yang ditunjuk untuk menerima tumpeng dari mantan Presiden SBY. Waktu itu saya juga dianugerahi lencana Wiranusa dan Wiradharma”, terangnya.

Saat ditanya tentang bagaimana pengalaman dukanya, pria humoris yang sudah bertugas selama 9 tahun di Pulau Miangas menjawab bahwa sebagai anggota TNI, sudah siap ditugaskan di mana saja. “Prajurit TNI AL pantang untuk mengeluh mas, hambatan kendala yang ada kami siasati sebaik mungkin agar tidak mengganggu pelaksanaan tugas di lapangan”, lanjutnya. Seperti saat cuaca buruk melanda, sehingga kapal laut pengangkut bahan kebutuhan pokok tidak bisa masuk ke Pulau Miangas dan bahan makanan menipis, para prajurit TNI ini menyiasatinya dengan makan apa adanya, termasuk mengonsumsi laluga (sejenis umbi-umbian khas Miangas).

Namun seorang tentara pun juga manusia, yang memiliki kerinduan yang mendalam kepada keluarga. “Istri saya satu, anak satu, dan tinggal di Bondowoso mas. Kalau saya kangen mereka, ya disalurkan lewat telepon atau SMS. Tapi komunikasi cuma bisa dilakukan malam hari, soalnya listrik baru menyala pukul 18.00 WITA dan kembali padam saat pagi hari”, ujar prajurit yang anaknya sudah berusia 1,5 tahun ini. Saat disinggung mengenai hak cuti untuk pulang ke kampung halaman, Klk Asmuin mengatakan bahwa hak cuti harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi keamanan. “Tergantung keadaan di sini mas. Kalau situasi dan cuacanya bagus, mungkin bisa pulang mas. Biasanya 1 tahun sekali. Kesejahteraan dari negara sudah mencukupi kok, tapi kita atur semaksimal mungkin untuk pendidikan anak ke depan”, tutup Klk. Asmuin.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun