Mohon tunggu...
Cahyono
Cahyono Mohon Tunggu... -

Pengamat Polhukam

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Keselamatan Penerbangan, “Wajib Pelampung” di Pesawat Patut Dipertimbangkan?

31 Desember 2014   08:32 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:07 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Berkaca dari musibah yang menimpa Air Asia QZ8501 pada 28 Desember 2014, betapa keselamatan menjadi sesuatu yang teramat mahal harganya. Tidak terbayangkan kepedihan hati para keluarga yang ditinggalkan. Pasca hilang kontak selama 3 hari, akhirnya pada Selasa, 30 Desember 2014 upaya pencarian Air Asia QZ8501 menemui titik terang. Tim Basarnas menemukan serpihan pesawat dan sejumlah jenazah di perairan Pangkalan Bun, Provinsi Kalteng.

Melihat kondisi tersebut dari layar televisi, sulit untuk membayangkan, bagaimana perasaan kita, apabila kita yang menjadi penumpang Air Asia QZ8501. Menjelang crash, apakah awak pesawat sempat mengumumkan situasi emergency? Apakah para penumpang tahu bahwa mereka sedang berada dalam kondisi darurat? Dan seandainya pun mereka tahu, apakah mereka tidak panik? Apakah mereka masih ingat petunjuk keselamatan yang diberikan oleh awak kabin sebelum tinggal landas? Lalu, apakah mereka masih ingat bahwa pelampung letaknya ada di bawah kursi? Yang itupun masih terlipat rapi dan dibungkus oleh plastik pengaman. Seandainya mereka sudah berhasil mengeluarkan pelampung tersebut dari tempatnya, apakah mereka masih ingat cara untuk memakainya dan menggembungkannya? Sementara apabila boleh kita bayangkan, pesawat mungkin sedang berguncang hebat. Selang oksigen berhamburan keluar dari kabin. Lampu pesawat mati. Belum lagi ditambah dengan suara jeritan manusia dan tangis anak-anak kecil.

Oleh karena itu, saya mewacanakan bahwa ke depan, setiap penumpang pesawat komersil diwajibkan untuk langsung mengenakan pelampung selama penerbangan berlangsung, dengan catatan tidak langsung digembungkan / ditiup terlebih dahulu. Setidaknya (mudah-mudahan tidak terjadi), apabila terjadi emergency situation di perairan, maka peluang penumpang untuk menyelamatkan diri menjadi lebih besar. Karena mereka tidak perlu lagi sibuk meraba-raba pelambung di bawah seat dalam kondisi panik. Mereka tinggal keluar dari emergency door exit dan menarik peniup pada pelampung, untuk kemudian terjun ke perairan.

Dari sisi orang awam, saya belum menemukan dampak negatif yang signifikan dari wacana tersebut, kecuali mungkin akan lebih ribet, potensi pencurian pelampung oleh penumpang meningkat, dan waktu transit pesawat di bandara menjadi lebih lama daripada biasanya. Saya kira beberapa “potensi kerugian materiil” tersebut tidaklah sebanding dengan keselamatan penerbangan yang tidak ternilai harganya.

Saya harapkan wacana ini bisa dipertimbangkan lebih lanjut oleh Kemenhub, Basarnas, maupun pihak maskapai penerbangan. Sekali lagi, dengan berkaca pada tragedi Air Asia QZ8501. Seandainya wacana ini tidak disetujui, mohon kepada pihak dan instansi yang berkompeten untuk memberikan alasan / sanggahan, yang mungkin bisa diterima oleh konsumen pesawat terbang.

Tidak lupa kami haturkan bela sungkawa yang mendalam kepada seluruh keluarga penumpang dan awak pesawat Air Asia QZ8501, semoga Tuhan YME senantiasa memberikan kekuatan dan ketabahan dalam menghadapi cobaan ini. Juga kami sampaikan respect dan rasa salut kepada segenap tim SAR yang terlibat dalam upaya pencairan Air Asia QZ8501. Tanpa mengenal lelah, mereka meninggalkan keluarganya di rumah, berjuang melawan rasa takutnya sendiri, demi memenuhi panggilan tugas negara, serta membantu mendapatkan kejelasan informasi bagi keluarga penumpang / awak pesawat Air Asia QZ8501 secepat dan seakurat mungkin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun