Mohon tunggu...
Hariyono Hr
Hariyono Hr Mohon Tunggu... -

Saya HARIYONO HR (HHR), , lahir di Jember, besar di Jawa Timur dan saat ini tinggal dan bekerja di Curup Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Saya baru belajar menjadi penulis dan pengamat amatir tentang isu-isu : Politik, Agama, Kebudayaan,Sosial dan Ekonomi. Kalau tidak berkenan harap maklum ya. Salam Persahabatan dan Jabat erat, HHR

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hakekat Nilai Suatu Jabatan, Kekuasaan dan Kekayaan (Kisah Penuh Hikmah)

24 Agustus 2013   22:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:52 933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Assalamualaikum wr.wb
Sahabatku ,
Alkisah Khalifah Harun Ar Rasyid sedang dalam sebuah perjalanan melintasi sebuah gurun pasir menunggangi unta. Bersamanya Seorang Penasehat yang bijak, Ibnu Samak. Perjalanan panjang di siang yang panas. Terik matahari membuat dehidrasi rombongan dan sang khalifah pun kehausan. Pada satu tempat yang teduh, Harun ar Rasyid menepi.Ibnu Samak menawarkan segelas air sambil berujar :“Khalifah…, dalam kondisi panas dan tenggorokan kehausan, andaikata engkautidak dapatkan air untuk minum kecuali dengan harus mengeluarkan separuh kekuasaanmu, sudikah engkau membayar dan mengeluarkannya? !”
Tanpa pikir panjang khalifah ar Rasyid menjawab, “Tentu Aku bersedia membayarnya seharga itu asal tidak mati kehausan!”

Maka usai mendengarnya, Ibnus Samak memberikan segelas air itu dan khalifah pun tidak lagi kehausan.

Kemudian Ibnu Samak melontarkan pertanyaan lagi :“Khalifah, andai air segelas yang engkauminum tadi tidak keluar dari lambungmu selama beberapa hari tentulah amat sakit rasanya. Perut jadi gak keruan dan semua urusan jadi berantakan karenanya. Andai kata bila engkauberobat demi mengeluarkan air itu dan harus menghabiskan separuh kekayaanmu lagi, akankah engkausudi membayarnya? ”

Mendengar itu, sang khalifah merenungi kondisi yang disebut oleh Ibnus Samak. Seolah mengamini maka khalifah menjawab, “Saya akan membayarnya meski dengan separuh kekuasaanku !”

Mendengar jawaban dari sang khalifah, maka Ibnus Samak sang penasehat raja yang bijak kemudian berkomentar, “O…., kalau begitu seluruh Kekuasaan yang khalifah miliki itu rupanya hanya senilai segelas air saja! ” sungguh sangat tidak wajar diperebutkan atau dipertaruhkan tanpa hak ”

Sahabatku ,’
Itulah harga sebuah jabatan, sebuah kerajaan, kekuasaan dan kekayaan ternyata sama dengan harga segelas air. Dimana makna yang terkandung didalamnya adalah hendaklah kita jangan merasa bangga dan sombong dengan segala kekayaan yang kita miliki. Dan juga jangan saling memperebutkannya dengan menghalalkan segala cara. Karena kekayaan material di dunia sifatnya hanya sementara saja. Tidak lebih dari segelas air kala kita kehausan.

Kisah diatas melukiskan betapa tidak berartinya harga kekuasaan dan kekayaan yang selalu dikejar oleh banyak orang selama ini. Demi kekayaan banyak orang tega memfitnah bahkan membunuh saudaranya. Demi kekuasaan kadang orang tega mengorbankan ribuan hingga jutaan rakyatnya. Padahal itu semua hanya seharga segelas air di kala kita kehausan. Tidak lebih….

Diriwayatkan, pada suatu hari ketika Rasulullah SAW melalui bangkai kambing. Lalu baginda bersabda: “Tidakkah engkau lihat bangkai ini telah dihinakan oleh pemiliknya?” Mereka menjawab, “Jelas saja hina. Buanglah dia!” Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Demi Zat yang aku dalam kekuasaan-Nya. Sesungguhnya DUNIA ini lebih hina bagi Allah daripada bangkai kambing ini bagi pemiliknya. Kalau dunia di sisi Allah sebanding dengan sayap nyamuk, tidak akan seteguk air pun diberikan kepada orang kafir.”

Pada suatu waktu, Rasulullah memegang pundak Abdullah bin Umar. Beliau berpesan, ”Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan orang asing atau orang yang sekadar melewati jalan (musafir).” Abdullah menyimak dengan khidmat pesan itu dan memberikan nasihat kepada sahabatnya yang lain. ”Apabila engkau berada di sore hari, maka janganlah engkau menanti datangnya pagi. Sebaliknya, bila engkau berada di pagi hari, janganlah engkau menanti datangnya sore. Ambillah (manfaatkanlah) waktu sehatmu sebelum engkau terbaring sakit, dan gunakanlah masa hidupmu untuk beramal sebelum datangnya kematianmu.” (HR Bukhori).

Allah SWT berpesan pada pelbagai ayat tentang hakikat, kedudukan, dan sifat dunia yang memiliki nilai rendah, hina, dan bersifat fana. Dalam surat Faathir ayat 5, Allah menekankan bahwa janji-Nya adalah benar. Dan, setiap manusia janganlah sekali-kali teperdaya dengan kehidupan dunia dan tertipu oleh pekerjaan setan.

Di ayat lain dalam surat Al-Hadid ayat 20, Allah berfirman, ”Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun