Kemarin tanggal 1 Juni 2018 kita semua bangsa Indonesia memperihati hari kelahiran Pancasila, dilansir dari halaman rappler.com, peringatan ini berlatar belakang dari rapat para pendiri bangsa dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) di Gedung Chuo Sangi In, Jakarta, yang pada masa kolonial Belanda merupakan Gedung Volksraad---sekarang dikenal sebagai Gedung Pancasila.
BPUPKI alias "Dokuritsu Junbi Cosakai" merupakan badan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Jepang pada 29 April 1945 sebagai rekayasa Jepang untuk mendapatkan dukungan rakyat Indonesia bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Dalam rapat BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno menyampaikan pidato mengenai lima dasar negara yang dia sebut dengan nama Pancasila. Kemudian setelah itu dijadikanlah tanggal 1 Juni 1945 sebagai hari kelahiran Pancasila.
Ideologi Pancasila sudah dicetuskan sejak kemerdekaan maka sejak itu pulalah Ideologi Pancasila wajib ditanamkan pada setiap individu masyarakat Indonesia. Selain wajib ditanamkan masyarakat Indonesia juga wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila yang terkandung didalamnya. Pancasila harus terus berkelanjutan, maka dari itu kewajiban pada setiap warga negara Indonesia untuk mewariskan paham dan nilai-nilai Pancasila yang dimulai dari keluarga masing-masing. Sehingga sampai saat ini Pancasila tetap sakti dan berwibawa.
Menanggapi dari berbagai media soal isu terakhir mengenai tim BPIP yang digaji ratusan juta rupiah salah satunya yang dilansir oleh kompas.com, Jokowi Teken Perpres, Gaji Megawati di BPIP 112 juta, belum lagi tim-tim yang lainnya, jika memang itu tujuannya untuk membina masyarakat dan memiliki program yang jelas serta hasil yang jelas dan terukur mungkin akan baik.
Terlepas dari adanya tim BPIP jika kita berbicara ideologi Pancasila, bukankah orang tua - orang tua kita dengan baik mewariskan paham Pancasila terhadap kita semua ?
Guru-guru mulai dari TK, SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi dipastikan mereka semua memiliki kurikulum tentang Pancasila, belum lagi kegiatan-kegiatan seperti upacara, simbol dan berbagai aktivitas lainnya yang secara terus menerus memberikan kepada kita pemahaman Pancasila yang baik. Masih sangat melekat bagaimana kita dulu diwajibkan menghapal dan memahami pelajaran pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (P4).
Tidak ada salahnya coba kita belajar dari masa lalu yang sukses mensosialisasikan Pancasila pada setiap sendi kehidupan masyarakat Indonesia, sehingga tak perlu lagi untuk membentuk tim yang harus mengeluarkan ongkos yang sangat mahal.
Jika sekarang kita berani jujur, apakah kita setiap merasakan pembinaan Pancasila dari TIM BPIP ? jawaban ada pada anda semua. Tapi yang jelas penulis harus menyampaikan secara jujur bahwa pewaris Pancasila adalah orang tua, pemberi pemahaman dan pelaksanaan adalah pemerintah kala itu, orang tua dan para guru. Guru adalah kunci kesuksesan dalam melaksanakan sosialisasi pengamalan nilai-nilai Pancasila.
Harapan penulis jika BPIP niatnya untuk menyebarkan pemahaman Ideologi Pancasila sudah seharusnya program dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H