Mohon tunggu...
Keriyono Sabiq
Keriyono Sabiq Mohon Tunggu... lainnya -

berbekal ketakwaanlah seseorang akan bahagia dunia akhirat

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pengorbanan S2-ku Dibayar Sangat Mahal

19 September 2014   23:52 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:11 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan S2 ku dibayar sangat mahal

Sebuah judul tulisan yang sengaja kucoba share kepada khalayak sebagai representatif dari pengalaman pribadi nan getir yang saya yakini pastinya berbuah manis diujungnya ( mencoba positive thingking). Iya tulisan ini bukan lagi bersifat makna konotasi melainkan denotasi. Jikalau seorang mahasiswa pascasarjana membayar uang perkuliahan berjuta-juta maka tidak halnya diri saya yang mungkin masih bisa membayar uang perkuliahan pascasarjana meskipun harus menggangsur/cicil. Namun sebuah pengorbananku yang jauh lebih mahal dan menjadi luka teramat perih lantaran niat melanjutkan kuliah S2 terganjal dengan regulasi  dari tempatku bekerja dulu. Dengan kata lain saya ditidak lagi melanjutkan tugas saya lantaran harus fokus kuliah. Saat ini, sesaat penulis mencoba menguraikan dalam sebuah bait-bait yang teruntai, penulis ingin menjelaskan betapa sebuah pengorbanan harus diambil dan menjadi pelecut motivasi untuk meraih kesuksesan dimasa yang akan datang.

Selalu saja dalam mengarungi hidup, kita pernah harus memilih salah satu dari 2 pilihan sulit yang mesti diambil dan menjadi pilihan yang terbaik dari pilihan yang tadi. Penulis dihadapkan pilihan antara bertahan ditempat kerja dalam hal ini sebagai pengajar disebuah sekolah islam terpadu atau kah memilih melanjutkan kuliah pasca sarjana dengan jurusan yang selinier dari perkuliahan srata satu. Tentu disaat harus mengambil dan menentukan pilihan tadi, saya bersama keluarga mengambil pertimbangan-pertimbangan yang matang agar semuanya sesuai dengan keinginan semua. Pertimbangan pertama adalah ini merupakan langkah awal untuk menuju  sebuah gerbang kesuksesan dan menjadi cita-cita/ impian dari keluarga. Poin inilah yang menjadikanku semakin bersemangat dan bergairah untuk melanjutkan kuliah dan meninggalkan kesibukan mengajarku yang sudah berlangsung selama 5 tahun. Belum lagi sebuah keinginan untuk memberikan sebiah kebanggan kepada sang istri tercinta lantaran motivasi yang selalu disematkan dan mencoba memberikan stimulus untuk lebih berkarya lebih baik lagi. (thanks a lot for my lovely wife). Menjadi suami yang selalu mendapatkan masukan dan saran sehingga menguatkan tekad dalam meraih mimpi tentu merupakan anugerah yang tak ternilai dengan materi sebanyak apa pun juga.

Begitu besar pengorbananku yang mesti kujalani maka aku akan berusaha untuk menjadikan kuliahku sebagai prioritas utama dari setiap waktu yang kupunya dan kujadikan sebagai ajang untuk membuktikan kepada semua orang bahwa aku pun dapat melakukan apa yang mereka lakukan dalam hal ini untuk mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, namun juga tetap bersikap profesional baik sebagai kepala keluarga maupun sebagai mahasiswa. Keinginan terbesar setelah ini adalah dapat mengabdikan diri ditempat yang baik dan layak untuk mencetak generasi yang berkualitas dengan kata lain naluri untuk mengajarkan dan membimbing tetap melekat kuat disanubariku. Mungkin berganti nama dari yang dulu sebagai guru maka aku berorientasi untuk menjadi dosen dan  berupaya menciptakan SDM yang unggul dan handal dimasa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun