Mohon tunggu...
YONNI CASTELLO
YONNI CASTELLO Mohon Tunggu... -

Jangan risaukan Nikmat yang belum kita Miliki, tapi risaulah akan Nikmat yang belum kita Syukuri .......

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mau “Neko-Neko”?... Pasti Di ‘Jewer’ Pak De Prabowo

23 Mei 2014   20:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pertarungan Pilpres yang semakin ketat ini berbagai cara bisa dilakukan oleh Capres dan Cawapres untuk meraih kemenangan. Dengan menjual prestasi masing-masing calon untuk menambah nilai +(plus) yang akhirnya dapat menambah dukungan masyarakat.

Kalau melihat prestasi kedua calon sebenarnya berimbang karena semuanya sama-sama “The Rissing Star” dalam menjalankan tugas-tugasnya di Pemerintahan, baik Pak De Jokowi dan Pak De Prabowo. Pak De Jokowi berjuang dari menjadi Walikota Solo sampai Gubernur DKI sedang Pak De Prabowo berjuang dari Prajurit biasa sampai PangKostrad, sehingga dapat dikatakan semuanya mempunyai jiwa kepemimpinan meskipun berbeda dalam “gaya”.

Sampai saat ini  posisi saya terus terang belum menentukan pilihan, jadi saya harus mencari nilai +(plus) hal-hal yang lain dari kedua calon Presiden yang terhormat ini. Kebetulan saya menemukan kejadian meski sifatnya “casuistis” toh dapat menjadi pembelajaran kita bersama dalam berdemokrasi.

Dua kejadian tersebut adalah :


  • Ketika Pak De Prabowo ber’silaturahmi’ dengan Ibu Rachmawati Soekarnoputri (Dewan Pertimbangan Nasdem, partai yang berseberangan dengan Pak De Prabowo) dalam rangka  ber’tukar pikiran’ tentang masalah kebangsaan, Mas Fadli Zon (wakil Ketua Umum Gerindra)cmenyinggung Batu Tulis, Pak De Prabowo langsung menegur ’ Mau jadi Profesor atau provokator kamu …?’. (cerita selengkapnya disini)


Sebuah teguran yang mengingatkan bahwa tidak etis ketika dalam konteks  ’silaturahmi’ malah digunakan untuk mencari kesempatan dalam kesempitan diluar membicarakan masalah kebangsaan.


  • Pak De Prabowo ber’silaturahmi’ dengan Mas Achmad Dhani mencopot sepatu ketika bertamu. Mengingat Mas Achmad Dhani sebagai orang asal Surabaya (Jawa Timur) ‘kesengsem’ dengan apa yang dilakukan oleh Pak De Prabowo yang berarti tanda penghormatan kepada tuan rumah (sesuai adat istiadat jawa). (cerita selengkapnya disini).


Bagaimanapun etika adalah suatu sikap dan perilaku yang menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk mentatati ketentuan dan norma kehidupan yang berlaku dalam suatu kelompok masyarakat.

Oleh karena itu kepada tim Sukses dan pendukungnya Pak De Prabowo hati hati dalam menulis artikel atau komentar. Ingatlah etika, karena Calon Presiden yang kau dukung sangat menjunjung etika….jangan ‘neko-neko….. !.

Kalau kamu nekat ‘neko-neko’ …. Pasti Di’Jewer’ Pak De Prabowo…!

Untuk Pak De Jokowi mungkin akan ditulis oleh kompasioner lain tentang kelebihan-kelebihan Pak De jokowi. Tapi Penulis mengangkat jempol pada koment seorang pendukung Pak De Jokowi dalam konteks etika diatas, dengan penuh kejujuran mengomentari : “ Saya salut pada Prabowo, tapi tetap pilih Jokowi….”

Kolaborasi Etika dan Kejujuran ternyata bisa menambah indahnya demokrasi kita.

Selamat berjuang untuk tim sukses dan pendukung kedua Calon Presiden….!

Suwun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun