Oleh : Ns. Yonni Prianto, M.Kep, Sp.Kep.J
Pernahkah anda memikirkan tentang diri anda ? Puas dengan diri anda atau bahkan sebaliknya? Misalnya merasa minder, merasa tidak mampu, dan sebagainya? Mari kita bicarakan lebih lanjut. Pada seorang individu, terdapat sebuah konsep yang bisa disebut konsep diri. Konsep diri dipelajari melalui kontak sosial dan pengalaman dengan orang lain dari waktu ke waktu serta sebuah proses “belajar tentang diri dari cermin orang lain”. Jadi lebih mudahnya, konsep diri adalah cara pandang kita terhadap diri kita.
Menurut Stuart (2013), konsep diri memiliki sebuah rentang. Rentang respon konsep diri mulai dari adaptif hingga maladaptif yang bisa kita kenali seperti berikut ini :
- Aktualisasi diri
- Pada umunnya ditandai dengan adanya pernyataan positif tentang diri
- Konsep diri positif
- Individu memiliki pengalaman yang positif terhadap dirinya
- Harga diri rendah
- Individu mulai mengalami tanda gejala adanya perasaan negatif tentang diri, tidak berharga, tidak berdaya,serta merasa merasa pesimis
- Kerancuan Identitas
- Individu mengalami kegagalan mengintergrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak ke dalam kepribadian psikososial dewasa
- Depersonalisasi
- Adanya perasaan tidak realistis dalam kegiatan sehari-hari, sulit membedakan diri, merasa tidak nyata dan asing dengan dirinya sendiri
Melihat rentang diatas, ketika kita merasa sudah berada pada rentang harga diri rendah maka setidaknya menjadi alarm bagi kita supaya tidak sampai berlanjut pada rentang paling kanan atau maladaptif. Bagaimana harga diri rendah bisa terbentuk? Apa saja tanda gejalanya ? Dan bagaimana cara mengatasinya ? Mari kita kenali bersama apa itu harga diri dan harga diri rendah.
Harga diri merupakan perasaan tentang nilai, harga atau manfaat dari diri sendiri. Pada umumnya individu akan menilai capaian dirinya dan mengaitkannya dengan ideal diri yang dimiliki. Ketika individu memiliki kepercayaan positif tentang kemampuanya maka akan berdampak positif pada perasaannya menjadi individu yang berharga. Sebaliknya ketika individu memiliki kepercayaan negative terhadap kemampuannya dan dirasakan dalam waktu yang lama, maka akan mengarah pada munculnya harga diri rendah yaitu adanya evaluasi diri atau penilaian yang negative terhadap diri sendiri.
Mengapa harga diri menjadi rendah ?
Penyebab harga diri rendah bisa karena ada peristiwa kehidupan yang membuat stress atau adanya pengalaman yang tidak menyenangkan dan kemudian menjadi pengalaman traumatis. Beberapa hal yang berkaitan dengan pengalaman tersebut misalnya : ada penolakan dari orang tua, harapan orang tua yang terlalu tinggi, orang tua yang tidak percaya, faktor identitas diri yang terganggu, tekanan dari keluarga, teman, pekerjaan, budaya, maupun lingkungan masayarakat. Peristiwa-peristiwa tersebut kemudian menimbulkan kecemasan yang pada akhirnya mendukung seseorang mengalami harga diri rendah.
Tanda gejala harga diri rendah yang bisa dikenali
Kita bisa mengenali dari apa yang disampaikan seseorang ataupun yang tampak dari sikap maupun perilakunya, diantaranya :
- Memiliki pandangan hidup yang pesimis
- Merasa tidak mampu
- Merasa tidak berguna
- Mengkritik diri sendiri dan cenderung negative
- Merasa malu
- Merasa minder
- Merasa gagal
- Merasa frustasi
- Berfikir bahwa dirinya membebani orang lain
- Tampak murung
- Malas beraktivitas dan produktivitas menurun
- Kontak mata kurang atau sering menunduk
- Berbicara dengan suara kecil dan pelan
- Mulai kurang memperhatikan perawatan dirinya
Bagaimana mencegah harga diri rendah ?