Mohon tunggu...
Yonni Prianto
Yonni Prianto Mohon Tunggu... Perawat - Perawat Jiwa

Salam sehat Jiwa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menjaga Lansia Tetap Sehat Jiwa Ketika Bencana Melanda

1 Januari 2021   19:39 Diperbarui: 1 Januari 2021   19:43 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Demikian halnya skor kualitas hidup lansia yang direlokasi juga lebih rendah. Relokasi dari tempat asal menjadi predictor utama terjadinya distres psikologis dan kualitas hidup. Hal serupa juga ditemukan dalam  penelitian terhadap 187 lansia yang selamat dari gempa tahun 2009 di Sumatera Barat.  Dari 70 lansia yang direlokasi, menemukan bahwa kebanyakan dari mereka masih merasakan kesedihan dan trauma meskipun tidak menunjukkan gangguan sosial emosional (Wanda,2015). Fenomena ini menggambarkan adanya dampak psikologis bencana yang di alami oleh lansia ditengah proses penuaanya.

Proses menua yang terjadi pada lansia juga diikuti oleh perubahan kehidupan sosial serta kebutuhaanya pada orang lain. Perubahan ini akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Menurut Ervina & Khairani (2012), dalam penelitiannya terhadap 54 responden lansia, ditemukan hubungan antara kehilangan teman-teman atau keluarga dengan kualitas hidup lansia. Selain itu juga ditemukan hubungan antara penurunan kondisi fisik lansia dengan kualitas hidupnya. Bencana beserta  segala dampaknya dimana salah satunya perubahan tempat tinggal dihunian relokasi maupun pengungsian sementara dimungkinkan turut berpengaruh pada kualitas hidup lansia. Kualitas hidup menjadi sesuatu yang penting ketika angka harapan hidup lansia meningkat (Alexandrina, 2010). Keberadaan populasi lansia di hunian relokasi pada akhirnya juga perlu mendapat perhatian, salah satunya aspek kualitas hidupnya.

Menurut WHO (2004), kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisinya dalam kehidupan pada konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka mencapai tujuan, harapan, standard dan keinginanya. Kualitas hidup ini mencakup kesehatan fisik, status psikologis, tingkat kebebasan, hubungan sosial, dan kemanfaatannya terhadap lingkungan. 

Hasil penelitian tentang kualitas hidup paska bencana menunjukkan bahwa dimensi psikologis pada kualitas hidup menunjukkan skor yang rendah, meskipun bencana sudah berlalu selama 5 tahun. Rendahnya kualitas hidup ini dikaitkan dengan jenis kelamin, semakin tingginya usia, tinggal sendirian, tingkat ketergantungan ADL, tinggal di hunian sementara, serta kondisi lingkungan tempat tinggal (Ardalan, 2011). Beberapa kondisi tersebut kiranya bisa memperberat kondisi lansia sebagai salah satu kelompok rentan di area pengungsian maupun hunian relokasi.

Keberadaan lansia di pengungsian dan hunian relokasi  juga melibatkan  mereka berada pada situasi dan kondisi lingkungan sosial baru yang tentunya memerlukan suatu proses adaptasi. Oleh karena itu perlu perhatian agar hunian dan lingkungan sekitarnya bisa mengakomodir kebutuhan sosial dan aktifitas fisik lansia secara optimal, sehingga pada akhirnya mampu mempertahankan derajat kesehatan dan kualitas hidupnya. 

Tenaga kesehatan, salah satunya perawat kesehatan jiwa bisa turut mendampingi mereka untuk beradaptasi dan juga menekankan pentingnya menjaga keaktifan lansia di pengungsian. Tenaga kesehatan bisa melakukan promosi kesehatan berupa pemeriksaan kesehatan dan edukasi tubuh kembang usia lansia. 

Edukasi ini juga akan disertai dengan stimulasi tumbuh kembang yang bisa dilakukan secara individu maupun dalam kelompok lansia. Stimulasi aktivitas secara fisik, emosional, social, dan spiritual yang berkelanjutan diharapkan akan menjaga kesehatan lansia. Walaupun lansia berada di pengungsian atau hunian relokasi, mereka akan bisa melalui peristiwa ini dan juga melalui tumbuh kembangnya menuju fase integrity. Dengan demikian, selama fase bencana maupun paska bencana, lansia tetap sehat fisiknya dan sehat juga jiwanya.

Salam Sehat Jiwa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun