Mohon tunggu...
Yonni Prianto
Yonni Prianto Mohon Tunggu... Perawat - Perawat Jiwa

Salam sehat Jiwa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

AHH Makin Meningkat, Kualitas Hidup Lansia Perlu Dijaga

14 Desember 2020   22:46 Diperbarui: 14 Desember 2020   23:54 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Oleh : Ns. Yonni Prianto, M.Kep, Sp.Kep.J

Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 mencatat Angka Harapan Hidup (AHH) lansia rata-rata nasional mencapai 71,2 tahun. Provinsi DIY berada di angka 74,82 tahun. Angka ini merupakan angka tertinggi nasional, berada di atas Jawa Tengah (74,18) dan Kalimantan Timur (73,96). Lansia identik dengan fase akhir dalam rentang kehidupan, yaitu fase dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu. WHO (2015) memberikan batasan rentang kelompok usia, dimana lansia adalah mereka yang berada di atas 65 tahun, namun ada beberapa negara yang masih memberlakukan batas bawah usia lansia yaitu 60 tahun. AHH lansia yang cukup tinggi ini perlu mendapat perhatian serius di bidang kesehatan agar tidak menjadi beban, baik di keluarga, masyarakat maupun negara.

           

Erikson  (1995, dalam Meiner 2006) mengemukakan tentang ciri normal lansia sehat diantaranya memiliki harga diri tinggi, meraskan kehidupan yang berarti, menerima nilai dan keunikan orang lain, menerima kematian pasangan dan menyesuaikannya, menerima datangnya kematian, serta menekuni kegiatan agama. Menurut Keliat et.al (2011), lansia juga mengalami perkembangan psikososial lanjut  usia, dimana tercapainya integritas diri yang utuh. Lansia yang tidak mencapai integritas diri akan merasa putus asa dan menyesali masa lalunya karena tidak merasakan hidupnya bermakna. Keberadaan populasi lansia memerlukan dukungan dan perhatian dalam menjalani kehidupannya supaya lansia melalui fase ini dengan kuaitas hidup yang terjaga.

Menurut WHO (2004), kualitas hidup merupakan persepsi individu mengenai posisinya dalam kehidupan pada konteks budaya  dan  sistem  nilai  dimana mereka mencapai tujuan, harapan, standar dan keinginanya. Menurut Peterson & Bredow (2004), kualitas hidup yang berkaitan dengan kesehatan hendaknya memenuhi beberapa komponen sebagaimana yang digambarkan dalam model Health-Related Quality of Life (HRQOL) yang dikembangkan oleh Wilson dan Cleary (1995). Individu secara ideal bisa mencapai kepuasan dalam domain kehidupan yang meliputi dimensi fisik, psikologis, sosial, fungsi peran dan spiritualnya. Terdapat 4 domain pada kualitas hidup sesuai dengan instrument WHOQOL BREF (WHO, 2004),diantaranya:

  1. Dimensi fisik
    • Merupakan dimensi yang berkaitan dengan kekuatan atau kemampuan fisik serta kemampuan pemenuhan kebutuhan dasar. Lansia perlu dimonitor kondisi kesehatan secara umum, penyakit yang diderita, kebutuhan terhadap pengobatan, kualitas tidur, serta aktivitas sehari-hari.
  2. Dimensi sosial
    • Merupakan fungsi individu dalam menjalin hubungan dengan sesama, teman, tetangga dan masyarakat. Lansia memerlukan sosialisasi, mencapai kepuasan hubungan social, memperoleh dukungan social maupun teman sebaya.
  3. Dimensi lingkungan
    • Merupakan kepuasaan individu terhadap tempat tinggal, akses transportasi, layanan sosial, dan layanan kesehatan.
  4. Dimensi psikologis
    • Merupakan fungsi yang berkaitan dengan perasaan, kenyamanan, dan kepuasan. Hal-hal yang bisa dikaji diantaranya frekuensi munculnya perasaan negatif, kepuasan diri, serta kesempatan untuk bersenang-senang atau kegiatan rekreatif.

Proses menua yang terjadi pada lansia juga diikuti oleh perubahan kehidupan sosial serta kebutuhaanya pada orang lain. Perubahan ini akan mempengaruhi kualitas hidup lansia. Menurut penelitian Ratodi (2015) kualitas fisik bangunan hunian bukanlah menjadi faktor utama yang berhubungan dengan kondisi kesehatan psikososial lansia. Oleh karena itu perlu perhatian agar hunian dan lingkungan sekitarnya bisa mengakomodir kebutuhan sosial dan aktifitas fisik lansia secara optimal, sehingga pada akhirnya mampu mempertahankan bahkan meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidupnya. Hal ini bisa dilakukan dengan melakukan modifikasi lingkungan misalnya : penyediaan sarana prasarana ramah lansia, pencegahan risiko jatuh serta bernuansa rekreatif. Tenaga kesehatan perlu terus mengadvokasi untuk menekankan pentingnya menjaga keaktifan lansia di berbagai tempat dan kondisi. Kita berharap para lansia disekitar kita bisa berkualitas hidupnya, berkualitas raganya dan berkualitas pula jiwanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun