Di zaman sekarang, pergaulan bebas bisa dibilang jadi hal yang biasa, terutama bagi gen Z. Dengan adanya media sosial, internet, dan kemudahan teknologi di era sekarang, dalam berinteraksi dengan yang lain, jadi semakin terbuka dan bebas tanpa ada halangan apapun. Semula yang tadinya dianggap hal tidak wajar, kini malah menjadi hal yang umum. Tapi, apakah pergaulan bebas ini benar-benar hanya soal kebebasan, atau ada hal lain yang perlu dipikirkan, terutama dari sisi psikologi pendidikan?
 Apa Itu Pergaulan Bebas?
Pergaulan bebas itu bisa dibilang segala bentuk interaksi sosial yang tidak terlalu memperhatikan aturan yang ada, baik itu soal hubungan pertemanan, gaya hidup, bahkan perilaku seksual. Di era digital seperti sekarang, pergaulan bebas ini jadi lebih mudah terjadi karena anak-anak muda bisa saling berkomunikasi tanpa ada pembatasan dari lingkungan sekitar. Dengan semakin terbukanya akses ke dunia luar, nggak jarang kita lihat remaja yang terlibat dalam berbagai macam eksperimen sosial. Mereka ingin mencoba hal-hal baru, mencari identitas diri, atau sekadar mengikuti tren yang sedang hits. Namun, terkadang hal ini juga bisa membawa dampak buruk jika tidak ada bimbingan yang cukup.
Psikologi Remaja dan Pengaruh Pergaulan Bebas
Masa remaja adalah periode yang penuh dengan pencarian jati diri. Mereka sedang mencari tahu siapa diri mereka dan bagaimana cara mereka diterima oleh sosial. Pada usia remaja, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi, dan mereka cenderung mengeksplorasi hal-hal baru, termasuk dalam hal pergaulan. Sayangnya, dalam pergaulan yang membantu dalam mendorongan untuk diterima di kelompok terkadang dianggap "keren". Hal ini sering kali membuat remaja melakukan hal-hal yang nggak selalu baik, seperti ikut serta dalam pergaulan bebas tanpa memikirkan dampaknya negatifnya seperti apa. Pergaulan bebas nggak cuma berpengaruh pada kehidupan sosial remaja, tapi juga bisa memengaruhi perkembangan akademik. Ketika terlibat dalam pergaulan yang kurang sehat, misalnya berkumpul dengan teman-teman yang tidak produktif atau terlibat dalam perilaku negatif, tentu saja perhatian mereka bisa teralihkan dari pelajaran dan kegiatan positif lainnya. Namun, bukan berarti pergaulan bebas itu selalu buruk. Jika bisa dinalar dengan baik, pergaulan bisa membantu remaja mengembangkan keterampilan sosial, belajar berempati, dan memperluas relasi pertemanan. Jadi, pergaulan itu bisa jadi hal yang positif jika dilakukan dengan cara yang sehat dan didukung oleh nilai-nilai yang benar.
Dampak pergaulan bebas pada remaja di era digital sekarang, seperti:
1. Kesehatan fisik, resiko tertular penyakit seksualÂ
2. Putus sekolah
3. Kesehatan mental yang tergangguÂ
4. Sering mengalami depresi, cemas dan stress
Nah, di sinilah pentingnya peran pendidikan. Pendidikan nggak hanya soal mengajarkan ilmu pengetahuan, tapi juga tentang membimbing remaja untuk bisa membuat keputusan yang bijak dalam bergaul. Dalam psikologi pendidikan, kita belajar bahwa untuk membantu remaja tumbuh menjadi individu yang sehat, perlu ada pendekatan yang lebih mendalam terhadap perkembangan emosional dan sosial mereka.