Oleh : Lam syahrizal
"Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya" -Gus Dur-
Ungkapan diatas merupakan salah satu ungkapan yang begitu terkenal dari Gus Dur. Ulama kelahiran Jombang, 7 september 1940 ini memiliki dua tanggal kelahiran, karna beliau ketika kecil sempat salah menyebutkan tanggal lahir nya dan pada saat itu memang belum ada akta kelahiran maka tanggal lahir Gus Dur yang sebenarnya pun masih menjadi teka-teki. Adapun tanggal lahir Gus Dur yang satu nya adalah 4 agustus 1940.Â
Bersumber dari pernyataan putri ke-tiga beliau Anita wahid, tanggal lahir Gus Dur yang legal itu tanggal 4 agustus 1940 karena sesuai KTP beliau, dan adapun 7 september itu didapati oleh anak beliau melalui sebuah tulisan tangan yang sempat ditemukan, namun untuk tahun nya sendiri juga menjadi misteri.Â
Itulah Gus Dur dengan segala keunikan nya, beliau sendiri tidak mempermasalahkan dan tidak ambil pusing terkait kapan tanggal lahir beliau, adapun keluarga merayakan kedua tanggal tersebut "bukan masalah tanggal nya namun esensi dari perayaan tersebut" begitu kira-kira ungkapan Anita wahid anak ke-tiga Gus Dur.
Abdurrahman Ad-dakhil adalah nama kecil Gus Dur, presiden ke-empat Republik Indonesia yang menjabat selama kurang lebih tiga tahun dari 1999 hingga tahun 2001 ini, adalah cucu dari dua ulama terkemuka indonesia, dari jalur sang ayah, Gus Dur adalah cucu dari KH. Hasyim Asy'ari yang mana kita tau bahwa mbah Hasyim merupakan tokoh pendiri Organisasi islam terbesar di dunia bernama Nahdlatul Ulama (NU).Â
Dari jalur sang ibu, Gus Dur adalah cucu dari KH. Bisri syansuri yang mana beliau adalah ulama kondang pada masa nya. Hingga hari ini Gus Dur dikenal sebagai tokoh moderasi antar umat beragama, keuletan beliau dalam internalisasi nilai-nilai islam ASWAJA kepada umat muslim maupun non muslim sejak lama membuat beliau menjadi roll model bagi banyak kalangan.Â
Tidak hanya di kalangan ulama, pada hari ini Gus Dur dicintai oleh kalangan generasi millenial dan generasi Z, bukan hal yang aneh jika kita bisa sadar bahwa buku-buku dan sumbangan pemikiran Gus Dur dari setiap sudut sangat membuat kagum siapapun.Â
Generasi saat ini yang peka akan penting nya memanusiakan manusia pasti akan belajar dari Gus Dur, walaupun beliau sudah meninggal di tahun 2009 silam kami generasi muda bangsa ini tidak menjadikan itu sebuah hambatan. Dengan kata lain, kami percaya Gus Dur selalu hidup, hidup di dalam relung hati serta buku buku karya beliau dan tak lupa lewat orang-orang yang terus menyuarakan hal yang sama seperti beliau dahulu.
Apalah yang akan terjadi misalnya Gus Dur tidak hadir di tengah-tengah muslim Indonesia, kondisi negara yang masih banyak berbenah di akhir abad 20 menjadikan isu keberagaman sebagai salah satu kendaraan politik. Gus Dur lah yang begitu vokal membela kaum kaum minoritas berlandaskan kemanusiaan, upaya-upaya yang tidak sedikit mendapat hambatan bahkan pertentangan akhirnya menjadi panutan anak bangsa hari ini.Â
Sumbangsih beliau sebenarnya begitu banyak bagi bangsa ini bahkan kancah dunia, diplomasi yang Gus Dur lakukan memperkuat indonesia di mata dunia. Ucapan syukur tak henti-hentinya kita lontarkan atas kehadiran sosok wali Allah SWT ditanah Indonesia, sekarang tinggal bagaimana kita menjaga dan kembali membangunkan pemikiran-pemikiran beliau dan mengimplementasikan semuanya demi terciptanya bangsa yang harmonis dan kehidupan yang damai.*