Mohon tunggu...
yong SC
yong SC Mohon Tunggu... -

suka menulis sejak SD sampai sekarang, tapi pas kalau lagi mood :) he he

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Rindu Kecilmu Dulu, Nay...

29 Januari 2011   13:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:04 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih kuingat sewaktu engkau kecil dulu, Nay...Aku suka sekali menggendongmu dalam pelukan sambil menciumi pipi tirusmu.  Lalu ketika melihat tawamu yang lebar dengan gigi putih susu yang berjejer rapi, dunia serasa damai.  Bola hitam matamu yang bening berpijar umpama bintang kejora di langit. Polos dan suci. Milik bidadari kecil  berusia 2 tahunan... Masihkah engkau ingat,Nay...ketika kita menghabiskan malam berdua sambil menunggu papa dan mamamu kembali, akulah satu-satunya teman yang menjaga dan menemanimu kala itu. Acap kali aku mendongeng buatmu sebelum engkau tertidur pulas dibuai mimpi mungilmu. Lalu aku memandangimu dengan rasa puas saat engkau terlelap... Apakah engkau juga masih ingat, makanan kesukaanmu kala itu? Pisang goreng margarine yang digoreng di atas teflon dan ditaburi keju dan coklat meses, saat engkau tak mau disuap sesendok nasi pun...! Walau aku tak pandai memasak, tapi aku berusaha keras membuatkannya untukmu karena engkau menyukainya. Tahukah engkau, Nay...itu adalah masakan pertamaku! Dan setiap kali papa dan mamamu kembali, Nay...aku bergegas menaiki tangga curam di pojok kamar mandi yang menuju kamarku. Kamar itu sebenarnya gudang yang terletak persis di sebelah kamarku yang sama-sama tak berpintu. Jika malam datang, aku bisa memandangi samar-samar bayangan sinar rembulan yang keperak-perakan jatuh menembus atap kamarku yang hanya tertutup asbes. Kadangkala, saat aku terlelap, tengah malam buta, seekor tikus menaiki kasur yang terhampar di lantai tak bersemen dan masuk ke dalam selimut tambalan pemberian orang tuaku. Lalu aku berteriak ketakutan, sambil melompat-lompat. Tapi hening dan sepi, Nay...karena hanya aku yang berada di atas loteng dan penghuni rumah tengah terlelap dalam tidurnya.... Aku menyayangimu, Nay...seperti aku menyayangi diriku sendiri...Saat-saat aku menemanimu, aku memberikan yang terbaik untukmu. Memastikan engkau baik-baik saja, nyaman, dan menikmati saat-saat kedua orangtuamu tidak di rumah.. Engkau aku kasihi seluruh hatiku, Nay... Dan aku melakukannya dengan segenap hatiku, untukmu... Tahun berlalu, sampai akhirnya nasib membawaku ke Pontianak. Aku pun telah melupakanmu. Mungkin engkau juga melupakanku. Saat aku berkesempatan mengunjungi kota yang engkau tinggali kemudian, ah betapa aku ingin melihatmu kembali.. Aku ingin tahu keadaanmu sekarang setelah engkau besar...Aku ingin tahu apakah engkau masih mengenaliku...Apakah engkau juga masih menyayangiku.... Umurmu kala itu sekitar 8 tahun. Dalam keramaian, akhirnya aku menemukanmu. Engkau bukan Nay yang dulu, yang sering aku dekap dan ciumi. Aku tak mungkin memperlakukanmu seperti waktu itu. "Nay...masih ingat ini siapa?" sapaku sambil menghampirimu. "Yah...tante Yong.." katamu datar. Tapi aku merasa lega. Akh, engkau masih ingat aku! Itu sudah cukup buatku, walau pertemuan pertama setelah sekian tahun itu tidak sedramatisir yang aku pikir.. Beberapa tahun kemudian, setelah engkau menginjakkan kaki ke perguruan tinggi, aku kembali berkesempatan mengunjungi kota tempat engkau tinggali. Di Mall Kelapa Gading, bersama sahabat karibku di kota itu, kita kembali bertemu. Aih, engkau cantik sekali, Nay! Rambutmu masih ikal, dengan mata tajam dan lekuk wajah sempurna. Jujur aku berharap engkau menyapa dan menghampiriku...Tapi aku harus menerima kenyataan pahit... Engkau menghampiri sahabat karibku yang memang tampak lebih bersinar dariku. Aku mematung berdiri di sebelahnya. Engkau berbicara dengannya, mengenalkan teman-temanmu padanya, tapi tidak padaku... Hari itu aku menyadari satu hal, Nay.... Bagimu, aku bukan siapa-siapa...!! Yah, aku memang sangat kecewa padamu...tapi kemudian aku menertawakan kebodohanku sendiri.. Diluar kesadaranku, ternyata aku mengharapkan balasan dari apa yang pernah aku lakukan untukmu.  Aku mungkin tidak gila hormat. .Aku hanya berharap, setidaknya, engkau memperlakukan aku sepantasnya, sebagai seseorang yang sedikit banyak pernah berjasa padamu..seseorang yang pernah mengasihi dan menyayangimu begitu dalam sewaktu engkau kecil dulu...Tapi aku malu dengan pemikiranku ini..Maafkan aku, Nay.... Aku hanya rindu saat engkau kecil dulu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun