Setelah dikarakterisasi, enzim AMMP ini memiliki berat molekul sebesar 21 kDa melalui verifikasi SDS PAGE (sodium dodecyl sulfate polyacrialmide gel electrophoresis) dan FPLC (Fast Protein Liquid Chromatography). [8][Gambar 6]
Aktivitas dari AMMP kemudian diuji diberbagai kondisi pH dan suhu. Enzim ini stabil pada rentang pH 5 hingga 8, dan memiliki aktivitas maksimal di pH 6. Sedangkan untuk suhu optimalnya, enzim ini memiliki aktivitas terbaik di suhu 33 °C. Meskipun demikian, enzim ini tetap dapat bekerja di rentang pH dan suhu yang cukup luas, yaitu pH 2 hingga 10 serta suhu 20 hingga 80 °C. Namun tentunya aktivitas dari AMMP ini akan menurun bila di luar kondisi pH dan suhu optimalnya. [8] [Gambar 7]
Pada kondisi pH dan suhu optimal tersebut, AMMP dicoba kemampuannya dalam menghancurkan fibrin. Aktivitas enzim ini mampu menghancurkan semua ikatan dari struktur fibrin, yaitu rantai ɑ, rantai β, dan rantai ℽ. Efikasi ini terlihat dari hasil SDS PAGE. Setelah 2 jam pemberian AMMP, fibrin berkurang secara drastis. Dan fibrin berhasil hilang sempurna setelah 12 jam sejak pemberian [8] [Gambar 8]
Tim peneliti juga mengidentifikasi senyawa logam yang mampu menurunkan atau meningkatkan aktivitas fibrinolitik dari AMMP. Diketahui bahwa senyawa yang mampu menghambatnya yaitu kelompok protease inhibitor, Co2+, Cu2+, Fe2+, dan Zn2+. Adapun senyawa yang mampu meningkatkannya yaitu oleh Ca2+ dan Mg2+. Peningkatan yang terjadi dapat mencapai 26 persen. [8] [Gambar 9]
Maka dari itu, sebagai kesimpulannya, enzim fibrinolitik AMMP dari Armillaria mellea berpotensi sebagai alternatif agen terapetik untuk penanganan trombus. Terlebih lagi, rentang pH darah manusia berada di 7,35 hingga 7,45 yang mana kondisi ini masih merupakan rentang pH dari aktivitas AMMP. [10] Suhu tubuh manusia juga berkisar di angka 36,5 hingga 37 °C, yang juga masih merupakan rentang suhu dari aktivitas AMMP. [11]  Selain itu, pemberian pangan kaya kalsium dan magnesium juga berpotensi meningkatkan aktivitas dari enzim ini, seperti susu, sayuran hijau, ikan, dan kacang-kacangan.
Magister Bioteknologi - Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya