Mohon tunggu...
Yones Budiono
Yones Budiono Mohon Tunggu... Lainnya - yones budiono

🔄 Listen || Observe || Share 🔄

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seminar Pariwisata Bali (Tulisan Part II)

16 Juli 2021   19:58 Diperbarui: 16 Juli 2021   21:03 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagaimana yang diungkapkan Nia Niscaya (Deputy Minister for Tourism Marketing, 2 Juni 2021) "Dengan berpartisipasi dalam ATM-Arabian Travel Market Dubai 2021, acara global terkemuka pariwisata outbound, kami menunjukan bahwa Indonesia yakin dapat mempertahankan posisinya sebagai tujuan kelas dunia".

Rencana di bukannya pariwisata Indonesia tidak luput dari perhatian media asing. Salah satu majalah online menulis "If Bali is on your travel itinerary, you may be able to visit this summer" https://www.fool.com/the-ascent/personal-finance /article/bali-announce-july-reopening-for-tourism/ . Terkait pemberitaan pariwisata dibuka, media Australia turut merespon "Bali is among several Indonesian destinations welcoming tourists from next month-but don't pack your bag just yet". Artikel lengkapnya di  https://www.abc.net.au/news/2021-06-03/indonesia-to -reopen-to-international-visitors-from-next-month-100186838 https://www.bbc.com/news/world-australia-572224635.

Sekarang (sampai tulisan ini dibuat) kita melihat bahwa kasus corona di Indonesia masih meningkat. Apa yang telah direncanakan terpaksa kembali dibatalkan. Pariwisata belum bisa dibuka untuk wisatawan manca Negara. Terbaru beberapa Negara menutup border nya untuk Indonesia. Visi menyelamatkan pariwisata di tengah pandemic, terlihat nyleneh tidak masuk akal namun sejatinya logis dan benar. Situasi yang serba paradox, saya meminjam istilahnya Abdur Arsyad (komika), Indonesia seperti "Kapal Tua, Berlayar Tanpa Arah" pada konteks pandemic dan pariwisata.

Terobosan Penthaelix Pariwisata dan Menakar Optimisme Pemulihan Pariwisata

Di masa pandemic, UNWTO membuat semacam kebijakan, usulan dan saran yang kiranya bisa diadopsi oleh pihak industri pariwisata  seperti:  1) Memperkenalkan dan adaptasi proses dan prosedur yang dapat ditindaklanjuti dan diselaraskan, 2) Mendukung perusahaan dalam implementasi dan pelatihan staf mereka tentang protokol baru (pembiayaan dan pelatihan), 3) Meningkatkan penggunaan teknologi untuk perjalanan yang aman, lancar, dan tanpa sentuhan di destinasi, 4) Menyediakan informasi yang andal, konsisten, dan esai untuk mengakses informasi tentang protokol ke sektor swasta dan wisatawan, 5) Membuat program dan kampanye untuk mendorong pasar domestik, 6) Mempromosikan produk dan pengalaman baru yang ditargetkan pada individu dan kelompok kecil wisatawan, 7) Tentukan peran dan tanggung jawab untuk pemerintah, sektor swasta dan wisatawan (UNWTO 2020).

Apa yang disebutkan UNWTO , jika dicermati kiranya sudah diimplementasikan oleh pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta stakeholders terkait. Bila demikian, sudah sepatutnya kita mengapresiasi langkah-langkah yang sudah diambil. Adapun yang menjadi harapan bersama penthaelix pariwisata terus berinovasi, sehingga target memulihkan kembali pariwisata di segala level dapat terwujud.

Selanjutnya, apakah pariwisata (termasuk: Indonesia) masih bisa kita diandalkan? Sejenak kita me-refleksi pariwisata sebagai fenomena dan pariwisata sebagai industri. Pada fase ini, tulisan tidak masuk pada catatan historis tersebut. Menjawab pertanyaan tadi, walaupun pariwisata sedang dihantam pandemic covid-19, sejatinya industri tourism masih bisa diandalkan di masa yang akan datang. Secara sederhana bisa dibilang, menyelamatkan pariwisata ditengah badai pandemic covid-19 bukanlah hal yang mustahil.

Ancaman covid-19 belum sepenuhnya habis, usaha untuk menyelamatkan pariwisata tidak saja dilakukan dengan restart tetapi juga dengan restriction, memanfaatkan travel bubble dan memantau travel trouble. Bilamana restriction merupakan solusi menyelamatkan pariwisata. Indonesia (baca: dan Bali) bisa menyesuaikan dengan situasi dan kondisi. Karena berhasil  atau tidaknya 'visi' memulihkan pariwisata tergantung kebijakan pemerintah dan Negara lain yang membuka border-nya.  Melihat situasi yang tidak jelas ini, kita meski sepakat dan optimis bahwa pariwisata bisa bangkit dan jaya lagi. Hal ini pun sejalan dengan program vaksinasi dan tuntutan perbaikan ekonomi serta pentahelix pariwisata terus berinovasi, melakukan terobosan guna memulihkan kembali pariwisata.  Salam Pariwisata !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun