Mohon tunggu...
Yondri Siletty
Yondri Siletty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Fakultas Hukum, Universitas Pattimura Ambon

Menulis sebagai Jendela Ilmu Pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Debaters Harus Tahu! Mengenal Sistem Debat Asian Parliamentary

10 Juli 2022   21:32 Diperbarui: 10 Juli 2022   21:55 26013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Secara umum jika dilansir dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Debat diartikan sebagai pembahasan mengenai suatu hal dengan saling memberikan alasan untuk saling mempertahankan pendapat masing-masing. 

Bagi para debaters, Debat kerap diartikan sebagai suatu kegiatan yang mempertemukan kedua tim untuk menyampaikan agumentasi secara Ilmiah.

Didalam perlombaan debat, baik itu debat antar sekolah, universitas, hingga umum sekalipun, seringkali ditemui berbagai sistem perdebatan yang dipakai, seperti Sistem Debat Asian Parliamentary, Sistem Debat British Parliamentary, bahkan Sistem Debat yang lain. 

Oleh karena itu, pada edisi khusus artikel ini akan membahas secara detail bagi para debaters terkhususnya pemula dalam Mengenal Sistem Debat Asian Parliamentary.

Sistem Debat Asian Parliamentary adalah Sistem perdebatan yang mempertemukan dua tim dengan standing position (kedudukan posisi) yang berbeda yakni Tim Pro dan Tim Kontra. 

Tim Pro adalah tim yang mendukung atau setuju terhadap mosi sebaliknya Tim Kontra merupakan tim yang menentang atau tidak setuju terhadap mosi yang diperdebatkan. Pada sistem debat Asian ini masing-masing tim beranggotakan tiga orang dengan komposisi Pembicara 1, Pembicara 2 serta Pembicara 3.

Pembicara  1 pada dasarnya bertugas untuk menyampaikan latar belakang serta urgensi mengapa tim tersebut setuju atau tidak setuju terhadap mosi, kemudian Pembicara ke-2 akan membawa argumentasi dan analisis lebih lanjut serta menyanggah argumentasi lawan, sedangkan Pembicara ke-3 akan menyimpulkan jalannya perdebatan dan meyakinkan audiens tekhususnya Juri bahwa argumentasi tim-nya lebih baik daripada tim lawan. 

Dalam sistem debat ini, alur perdebatan akan dibagi dalam tiga babak yakni babak pertama yang dikenal sebagai babak Opening Statement, pada babak ini Pembicara 1 dari masing-masing tim (Pro dan Kontra) akan menyampaikan argumentasi pembuka mengenai pemahaman tim terhadap mosi, selanjutnya pada babak kedua (babak bidasan) Pembicara 2 dan Pembicara 3 dari masing-masing Tim dipersilahkan untuk menyampaikan bantahan terhadap argumentasi lawan serta memperkuat argumentasi Tim, kemudian pada babak ketiga yakni babak Closing Statement sebagai babak terakhir adalah babak bagi pembicara penyimpul untuk menyampaikan kesimpulan debat.

Komposisi waktu yang diberikan kepada masing-masing pembicara pada sistem debat Asian parliamentiary biasanya berbeda-beda tergantung dari penyelenggara kompetisi debat tersebut, namun sebagai patokan terkait komposisi waktu yang diberikan biasanya sering kali dipakai Sistem Pembagian 5 7 7 2 yakni Maksimal 5 Menit bagi Pembicara 1 masing-masing tim menyampaikan argumentasi pembuka. 

Kemudian Maksmimal 7 menit diberikan kepada Pembicara Kedua masing-masing tim meyampaikan bantahan serta memperkuat analisis argumentasi, selanjutnya Maksimal waktu 7 menit berikutnya diberikan kepada Pembicara Ketiga dalam meyampaikan argumentasi mengenai data pendukung maupun solusi untuk meyakinkan audiens terkhususnya juri, dan komposisi waktu terakhir yakni maksimal 2 menit diberikan kepada Pembicara penyimpul untuk menyampaikan kesimpulan debat, pembicara penyimpul ini biasanya hanya diberikan kepada pembicara 1 atau 2 saja, namun ada juga penyelenggara yang memperbolehkan Pembicara ke-3 dapat menjadi pembicara penyimpul.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun