Kedua, segera merangkul tokoh lokal maupun nasional yang memiliki pengaruh kuat, namun bukan dari kalangan NU. Misalnya politisi non-partai, artis top atau penggiat media sosialelegram seperti tiktoker atau selebgram.
Ketiga, mengubah sgtrategi kampnye dengan lebih menyasar kaum milenial. Sebab faktanya baik Khofifah maupun Risma merupakan mantan pejabat daerah dan nasional, sedang Luluk hanya berkiprah di DPR dari daerah pemilihan Jawa Tengah.Â
Kelemahan ini justru dapat dimaksimalkan menjadi kekuatan jika pandai mengolahnya. Contoh melalui isu perubahan dan lapangan kerja yang saat ini sangat dibutuhkan kaum milenial di tengah tingginya angka pengangguran dan PHK.
Banyak contoh tokoh yang semula tidak diperhitungkan dalam sebuah kontestasi elektoral, justru tampil menjadi pemenang. Apakah Luluk bisa membalikkan keadaan? Rasanya tidak mungkin, namun bukan berarti mustahil.
@salam yb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H