Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pilpres 2024: Perubahan Vs Bansos

9 Februari 2024   10:24 Diperbarui: 10 Februari 2024   04:13 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi membagikan bansos di lapangan sepak bola Klumpit Tingkir Salatiga, Jawa Tengah. (Dok. Sekretariat Presiden via kompas.com)

Pemilihan Presiden 2024 tidak lagi mempertentangkan keberlanjutan dan perubahan. Masifnya pembagian bantuan sosial (bansos) dalam bentuk sembako dan uang tunai (BLT) membuat pertarungan bergeser menjadi perubahan versus bansos.

Seperti kita ketahui Pilpres 2024 diikuti oleh 3 pasang calon (paslon) yakni nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan -- Abdul Muhaimin Iskandar (AMIN) yang mengusung tema perubahan.

Paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto -- Gibran Rakabuming Raka yang getol ingin melanjutkan kinerja Presiden Joko Widodo, serta paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo -- Mahfud MD yang netral.

Awalnya isu perubahan versus keberlanjutan berjalan seimbang. Kedua kubu saling melempar alasan dan gagasan di balik tema yang diusung. Perlahan masyarakat terpolarisasi dalam kedua kubu meski tidak sampai melibatkan emosi tinggi seperti pada Pilpres 2019.

Saat itu perbedaan antara kubu Prabowo dan Jokowi sangat tajam dan sempat memanas. Kedua kubu saling hina dengan sebutan cebong dan kampret. Meski kemudian Prabowo bergabung dengan Jokowi setelah dua kekalahan memilukan, sebutan cebong - kampret tidak sertamerta reda.

Cebong - kampret baru benar-benar hilang setelah Prabowo merangkul Gibran yang ditengarai sebagai skenario Jokowi melanggenggkan kekuasaan melalui anaknya setelah para pendukungnya gagal total mewujudkan ambisi perpanjangan masa jabatan presiden.

Secara alamiah, pendukung Prabowo di Pilpres 2019 yang mayoritas oposan terhadap pemerintahan Jokowi, berpaling ke Anies -- Muhaimin. Mereka merasa dikhianati oleh Prabowo dan memilih konsisten bersebarangan secara politik dengan Jokowi.

Di sisi lain, pendukung dan relawan Jokowi, minus kader dan simpatisan PDIP, berbalik mendukung Prabowo. Tidak tersisa lagi hujatan, makian dan cemooh terhadap Prabowo, berganti narasi pembenar atas tindakannya di masa lalu. Sosok Prabowo yang dicap begitu buruk, kini dipuja bak tanpa dosa.

Adagium tidak ada kawan dan lawan abadi dalam politik, menampakkan wajahnya dengan sempurna.

Tetapi kontestasi mulai tidak seimbang ketika pemerintahan Jokowi meningkatkan bansos beras dan uang tunai. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani, sesuai arahan Presiden Jokowi, melakukan pemblokiran anggaran (automatic adjustment) di beberapa kementerian karena membutuhkan tambahan anggaran untuk bansos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun