Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Umpatan Jadi Senjata Kampanye

11 Januari 2024   12:18 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:19 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dalam debat capres. Foto: Kompas.com

Tindakan Prabowo baik di dalam maupun luar debat, jauh dari sifat dasar seorang pemimpin yang harus tetap tenang dalam situasi apa pun. Kita tidak ingin seorang pemimpin negara tiba-tiba secara emosional mengirim pasukan bersenjata untuk menyerang negara lain yang menyinggung kepribadiannya.

Namun demikian, apa yang terjadi saat ini bukan alasan untuk mengubah format debat. Justru mestinya Presiden Jokowi, jika ingin intervensi, mengimbau agar peserta debat tidak baperan. Terlebih soal lahan yang disebut Anies bukan hal baru karena pernah juga digunakan Jokowi untuk mengulik Prabowo  dalam debat Pilpres 2029.

Jika pun data yang disampaikan Anies kekecilan, karena menyebut lahan yang dikuasai 340.000 hektar seperti juga yang disampiakan Jokowi, sementara luas sebenarnya 500.000 hektar, mestinya Prabowo bisa menggunakan waktu yang disediakan untuk menangkis dan menjelaskan fakta sebenarnya. Bukan berapologi sambil mengumbar umpatan di luar arena debat.

Sikap Anies dan tim pendukungnya yang tidak akan melaporkan umpatan Prabowo ke Bawaslu sudah tepat. Sekali pun berpotensi sebagai pelanggaran pemilu, kubu Anies -- Muhaimin Iskandar tidak perlu ikut-ikutan baper.

Biarkan rakyat yang menilai dan menentukan, apakah akan memilih pemimpin yang emosian sambil playing victim, atau pemimpin yang dapat menyampaikan gagasan dan idenya dengan baik, tetap tenang, serta tidak terpengaruh dengan provokasi lawan.

Salam @yb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun