Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Umpatan Jadi Senjata Kampanye

11 Januari 2024   12:18 Diperbarui: 11 Januari 2024   12:19 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dalam debat capres. Foto: Kompas.com

Calon presiden (capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto semakin sering melontarkan umpatan yang ditengarai ditujukan kepada capres nomor urut 1 Anies Rasyid Baswedan. Beginikah model pemimpin masa depan Indonesia yang kita harapkan?

Dalam acara konsolidasi dengan relawannya di Pekanbaru, Prabowo menyinggung luas lahannya yang dibeber Anies dalam debat capres/cawapres ketiga. "Saudara-saudara, ada yang nyinggung-nyinggung (saya) punya tanah berapa (luas). Dia pintar atau goblok sih?" kata Prabowo.

Prabowo pun mengatakan dirinya siap memberikan tanah itu untuk negara, seperti yang dilakukan untuk proyek food estate. "Enggak usah dibawa debatlah.  Anda hanya memperlihatkan ketololan Anda," seru Prabowo.

Ini bukan pertama kalinya Prabowo mengumpat Anies. Usai debat pertama, di depan pendukungnya Prabowo pun mengumpat dengan frasa "ndasmu etik" setelah mengulang pertanyaan Anies terkait etika Prabowo karena menggandeng Gibran Rakabuming Raka.

Seperti diketahui Gibran bisa menjadi kontestan Pilpres 2024 setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang memeprbolehkan capres/cawapres berusia di bawah 40 tahun. Belakangan Ketua MK Anwar Usman yang memimpin sidang putusan tersebut dinyatakan melanggar etik berat dan diberhentikan dari jabatan ketua serta dilarang ikut dalam sidang sengketa pemilu di MK.

Bukan hanya di depan pendukungnya, di dalam arena debat pun Prabowo kerap mengeluarkan kalimat dan juga gestur yang mengejek Anies. Dalam debat pertama, Prabowo mengungkit soal dukungannya kepada Anies di Pilkada DKI Jakarta 2017.

Padahal publik tahu, saat itu Prabowo mengusung Sandiaga Salahudin Uno, sementara Anies dibawa oleh PKS. Fakta membuktikan, ketika Sandiaga mundur karena menjadi cawapres Prabowo di Pilpres 2019, Gerindra mengajukan kader lainnya yakni Ahmad Riza Patria sebagai penggantinya.

Bukankah tidak beda halnya dengan Prabowo yang pada Pilpres 2019 didukung dan diusung oleh PKS namun malah menyeberang ke Istana, meninggalkan PKS yang konsisten menjadi oposisi terhadap pemerintahan Presiden Joko Widodo?

Dalam debat kedua, Prabowo memotong ucapan Anies dan bertolak pinggang hingga ditegur oleh moderator. Prabowo pun menyerang dan merendahkan Anies dengan mengatakan, "Anda tidak pantas bicara etik", "Anda itu menyesatkan", dll.

Mestinya Prabowo paham, dalam panggung debat semua kontestan akan saling mengulik kelemahan lawan. Sepanjang masih sesuai aturan dan tema debat, tidak perlu gusar, apalagi menjadi dendam pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun