Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ketika Prabowo Terpancing Emosinya

12 Desember 2023   23:14 Diperbarui: 14 Desember 2023   10:16 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kuatnya penolakan masyarakat terhadap putusan "Paman Usman" memaksa MK membentuk Majelis Kehormatan MK (MKMK). Dalam putusannya, MKMK menyatakan telah terjadi pelanggaran etik berat, dan mencopot Anwar Usman, yang merupakan paman Gibran, dari jabatan Ketua MK.

Terhadap pertanyaan tersebut, Prabowo mengatakan bahwa semua orang bisa melihat adanya pelanggaran etik tersebut. Namun berdasarkan masukan dari tim hukumnya, Prabowo mengatakan pencalonan Gibran tidak bermasalah.

"Kita ini bukan anak kecil, Mas Anies. Biarkan rakyat yang putuskan. Kalau rakyat tidak suka, jangan pilih Prabowo---Gibran," seru Prabowo. "Saya tidak takut tidak punya jabatan, Pak Anies!"

Anies pun mengkritik saat ini peran orang dalam (ordal) begitu dominan, termasuk dalam penentuan capres dan cawapres. Orang dalam yang dimaksud Anies tentunya mengacu pada adanya intervensi terhadap putusan MK yang diduga dilakukan kekuatan besar melebihi MK.

Anies lantas menyerang Prabowo yang menertawakan penjelasannya soal angin tidak ber-KTP. "Inilah bedanya yang berbicara pakai data dan berbicara pakai fiksi," kata Anies.

Anies menjelaskan, jumlah kendaraan di Jakarta sama, maka harusnya jumlah polusinya setiap hari sama. Tapi nyatanya ada hari di mana udara Jakarta sangat polusi, dan di lain waktu sangat bersih.

Artinya ada angin dan juga udara kotor dari luar Jakarta yang turut berperan. Oleh karenanya, selain pembenahan di dalam kota seperti pengurangan jumlah kendaraan dengan mengoptimalkan sarana angkutan publik, juga perlu koordinasi dengan daerah sekitar Jakarta.

"Jakarta punya alat pengukur udara, sehingga ketahuan saat ada polusi atau tidak. Daerah lain tidak ketahuan karena tidak memasang alat ukurnya," jelas Anies.  

Gesekan antara Anies dengan capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo hanya terjadi menyangkut penuntasan kasus Kanjuruhan dan KM 50 yang masih menyisa ketidakadilan. 

Anies berpendapat jawaban Ganjar soal komitmen penuntasan tragedi Kanjuruhan dan KM 50 abu-abu. Mendapat tudingan itu, Ganjar menegaskan dirinya tegas, satset dan tidak pernah menunda pekerjaan.

Dalam pidato penutupnya, Anies meminta anak muda menjadikan debat capres untuk mengetahui gagasan dan pikiran para capres sebagai dasar menentukan pilihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun