Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Komisaris Jenderal (Komjen) Agus Andrianto sebagai Wakapolri, menyisihkan nama tenar yang mendapat dukungan luas, Komjen Fadil Imran. Benarkah Fadil tersisih karena kritik keras yang dilontarkan sebelumnya?
Gerbong perwira tinggi Kepolisian bergerak menjelang pensiunnya Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono. Bursa wakapolri sempat ramai karena banyak nama yang memiliki kans untuk menggantikan posisi yang ditinggalkan Gatot. Nama Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Fadil Imran berkibar paling kencang karena mendapat dukungan luas. Salah satunya dari Indonesia Police Watch (IPW).
Namun Kapolri Listyo ternyata memilih Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Agus Andrianto. Jabatan Kabareskrim akan diserahkan kepada Komjen Wahyu Widada yang saat ini masih menjabat Kabaintelkam.
Menarik untuk mencermati keputusan Kapolri yang "mengabaikan" dukungan luas kepada Fadil Imran. Terlebih Agus Adrianto masih memiliki masa tugas cukup lama yakni sampai 2025. Peluang Fadil, yang akan pansiun tahun 2026, untuk menduduki jabatan wakapolri nyaris tertutup.
Jika pun mengincar posisi Kapolri, peluangnya lebih sempit lagi karena Kapolri Listyo baru akan pensiun tahun 2027. Kecuali ada perubahan konstelasi politik, sebagaimana yang dialami Tito Karnavian yang "terpaksa" melepas jabatan Kapolri (2019) sebelum masa pensiunnya di tahun 2022 karena diangkat sebagai Mendagri oleh  Presiden Joko Widodo.
Benarkah Fadil Imran terpental karena kritik pedas menyangkut tugas kepolisian yang tidak mengedepankan pencegahan kejahatan, dan cenderung fokus pada penegakan hukum?
Pernyataan Fadil yang diunggah YouTube Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) sebenarnya merupakan otokritik. Fadil juga mengutip pendapat para ahli sebagai alas argumennya.
Menurut dia, tindakan pencegahan melalui pengembangan asas preventif sesuai tugas utama kepolisian yakni memelihara keamaman dan ketertiban masyarakat. "Konsep ini sering diabaikan atau setidaknya dinomorduakan dalam pemolisian," kata Fadil.
Namun demikian, Fadil menyebut hanya ada tiga Kapolri yang telah mengedepankan asas pencegahan kejahatan yakni Jenderal (Purn) Timur Pradopo, Jenderal (Purn) Sutarman, dan Tito Karnavian.