"Menurut intelijen Inggris, hanya James Bond yang bisa."Â
Kalimat itu diucapkan Prabowo Subianto dalam cara Mata Najwa saat menceritakan Operasi Mapenduma 1996.
Operasi Mapenduma adalah aksi militer yang dikomando Prabowo dalam rangka membebaskan 10 peneliti dari Ekspedisi Lorentz 95, 3 periset dari WWF dan UNESCO serta 13 warga lokal di Mapenduma, Papua, yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik, pada 8 Januari 1996. Â
Keberhasilan Operasi Mapenduma 1996 dipuji karena peluangnya sangat kecil di mana lokasinya berada di daerah pegunungan yang berkabut sehingga intelijen Inggris, seperti dikatakan Prabowo, menyebut hanya James Bond yang bisa melakukan operasi pembebasannya. Â
Prabowo, yang saat itu menjabat Danjen Kopassus berpangkat Brigjen, dianggap paling berjasa dalam operasi pembebasan 26 orang, termasuk warga negara Jerman, Belanda, dan Inggris yang telah disandera selama 130 hari.
Tanpa menafikan peran penting Komandan Linud 330 Kostrad Kapten Agus Rochim yang telah berhari-hari mengikuti pergerakan para penyandera hingga akhirnya berhasil menguasai  para sandera, Prabowo memang tokoh sentral dalam Operasi Mapenduma, terutama bagi media.
Jabatan Pangkonstrad pun sudah disiapkan sebagai batu loncatan menuju posisi KSAD dan bahkan Panglima ABRI. Namun sejarah mencatat, karir Prabowo berhenti hanya sampai Pangkostrad dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Â Kasus penculikan terhadap mahasiswa dan aktivis pro-demokrasi yang dilakukan sejumlah anggota Kopassus menjelang Reformasi 1998, turut menyeret namanya sekaligus membenamkan karir cemerlang mantan menantu Presiden RI II Soeharto tersebut.
Wajar ketika terjadi penyanderaan terhadap pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mahrtens pandangan kita terpusat pada Prabowo Terlebih saat ini Prabowo menjabat Menteri Pertahanan, selain tentunya Ketua Umum Partai Gerindra dan tengah bersiap maju sebagai calon presiden untuk ketiga kalinya.
Â
Seperti kita ketahui pilot asal Selandia Baru itu disandera pada 7 Februari 2023 oleh kelompok sipil bersenjata (KKB) Â yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Egianus Kogoya. Mereka juga membakar pesawat Susi Air di Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.
Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa telah menunjuk Komandan Korem 172/Praja Wira Yakthi, Brigjen TNI Juinta Omboh Sembiring untuk memimpin operasi pembebasan pilot Susi Air. JO Sembiring dikenal sebagai jenderal Kopassus yang memiliki keahlian tempur di segala medan. Â
Kita berharap penyanderaan yang telah berlangsung 2 pekan segera berakhir tanpa menimbulkan korban dari pihak-pihak yang tidak terlibat, utamanya masyarakat sipil. Sebab jika berlarut-larut, tentu akan mengundang perhatian dunia dan sangat mungkin menjadi publikasi gratis bagi TPNPB OPM. Â
Tapi ingat, kita menolak darurat sipil diterapkan di Papua. Kita juga menolak wacana dihidupkannya kembali daerah operasi militer (DOM) seperti di masa Orba karena pasti berdampak negatif terhadap warga sipil tak bersenjata.
Di sisi lain, kita pun bertanya-tanya, mengapa KKB semakin merajalela ditengah klaim keberhasilan pembangunan di Papua?Benarkah dana otonomi khusus di Papua yang jumlahnya triliunanrupiah  hanya dinikmati sekelompok kecil masyarakat dan menjadi ladang subur aparat dan pejabat?
Semoga itu hanya dugaan pihak-pihak yang tidak kebagian bancakan duit pembangunan.
Jadi, kapan Pak Prabowo "James Bond" Subianto  berangkat ke Papua?
Salam @yb
Lihat videonya di sini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H