Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bukan Infrastruktur, Ini Prestasi Terbesar Anies

16 Oktober 2022   09:19 Diperbarui: 16 Oktober 2022   16:11 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Rasyid Baswedan } Foto: Kompas.com

Hari ini masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan dan Wakil Gubernur Riza Patria berakhir. Lima tahun bertugas, Anies menorehkan sejumlah prestasi. Tanpa menafikan kekurangannya, hal-hal ini patut disyukuri dan menjadi warisan yang harus dijaga oleh seluruh warga Jakarta.

Tentu kita tidak bisa mengabaikan hadirnya sejumlah fasilitas publik yang sebelumnya belum ada seperti Jakarta International Stadium (JIS). Demikian juga revitalisasi trotoar yang ramah pejalan kaki dan penataan taman menjadi ruang ketiga bagi masyarakat hingga mengubah mindset tentang jembatan penyeberangan orang (JPO) yang tidak lagi sebatas sarana mobilitas warga namun juga menghadirkan pengalaman dalam perjalanan.

Tentu waktu 5 tahun tidak cukup untuk mengubah wajah Jakarta secara keseluruhan. Masih ada problem klasik yang belum terselesaikan seperti banjir. Anies baru mampu mengurangi durasi genangan air dan cakupan luasnya

Terkait durasi, kita melihat lamanya banjir di Jakarta. Sebelumnya air banjir bisa berhari-hari, saat ini surut dalam hitungan jam sehingga dalam 2 tahun terakhir nyaris tidak ada pengungsi akibat banjir.

Luas wilayah terdampak banjir juga menyusut dratis. Bahkan saat cuaca sangat ekstrem seperti dalam seminggu terakhir, luas wilayah yang terkena banjir "hanya" 81 RT dari total 30.687 RT di Jakarta.

Kita pun dengan mudah dapat membandingkan dengan era sebelumnya untuk mengukur apakah program penanganan banjir yang dilakukan Anies selama memimpin Jakarta mengalami kemajuan atau kemunduran.

Masih banyak capaian-capain lain yang dengan mudah dapat kita temukan, termasuk dalam mengintegrasikan layanan transportasi umum. Bukan hanya memudahkan pengguna, namun juga murah meriah.

Hanya dengan sekali tap dengan harga maksimal Rp 10.000 kita sudah bisa naik MRT, LRT hingga Transjakarta dengan catatan tidak keluar dari area layanan moda transportasi yang terintegrasi sejak tap in.

Meski belum sempurna, transportasi "satu harga" yang terintegrasi membuat pengguna nyaman saat harus bergonta-ganti kendaraan.

Prestasi Terbesar

Namun ada prestasi lain yang jarang diketahui karena minimnya pemberitaan. Apa itu? Kebersamaan, kesetaraan dan rasa damai.

Masifnya revitalisasi trotoar, JPO hingga ruang-ruang publik seperti taman, secara perlahan mampu mengubah beberapa "kebiasaan buruk" warga perkotaan seperti malas jalan kaki, kurang berinteraksi dan tersekat-sekat atas nama status sosial, strata ekonomi hingga yang berbau primordialisme, yang ujungnya melahirkan sikap individualistik.

Dengan hadirnya pembangunan yang mengedepankan sisi manusianya, menciptakan ruang ketiga yang dapat "dihuni" siapa saja, tanpa melihat kelas sosial, ekonomi, hingga agama dan preferensi politik, maka kini sebagian warga Jakarta dapat berinteraksi secara setara.

Dengan mudah kita menjumpai orang-orang kantoran bergegas di trotoar sepanjang Jalan Sudirman -- Thamrin, seruas jalan yang bahkan di era sebelumnya steril dari sepeda motor karena dianggap sebagai "pengganggu" kenyamanan orang-orang yang berkantor secara eklusif di menara-menara kota.      

Di ruang-ruang ketiga era Anies, tidak ada lagi tempat yang hanya dikhususnya untuk pemilik mobil, orang kantoran. Kota milik semua, setara dalam keberagaman dan kebersamaan.  .

Bahkan anak-anak dari wilayah suburban telah menjadikan Jakarta sebagai teras bermainnya. Mereka rela berdesakan di kereta listrik demi menikmati fasilitas publik dan keindahan Kota Jakarta. Sesuatu yang tidak terbayangkan karena sebelumnya warga suburban yang datang ke Jakarta hanya untuk bekerja.

Tentu tidak semua orang bisa "melihat" prestasi itu. terlebih ketika kebencian atas nama pilihan politik begitu mendarah-daging. Dengan alas kebencian, menolak move on atas kekalahan jagoannya dalam kontestasi politik, setiap prestasi yang ditorehkan lawan ada luka nan pedih.

Kita berharap Pj Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono dapat meneruskan program kerja Anies tanpa tersekat kepentingan politik. Pemimpin yang baik adalah yang bisa menyatukan warganya, bukan membelahnya dengan jargon-jargon menakutkan. Tidak ada gunanya pembangunan jika tidak membawa manfaat bagi masyarakat.

Terima kasih, Pak Anies.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun