Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Puan Kritik Pemerintah Sambil Pasang Baliho

14 Juli 2021   22:20 Diperbarui: 15 Juli 2021   14:13 770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketua DPR Puan Maharani mulai rajin mengkritik kebijakan pemerintah. Di saat bersamaan baliho bergambar ketua DPP PDI Perjuangan itu bertebaran di seantero pelosok. Sekedar tes ombak untuk pemilihan presiden atau ingin membongkar dominasi pendukung Presiden Joko Widodo?

Kritik terbaru dilontarkan putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait rendahnya serapan anggaran penanganan Covid-19 di daerah. Puan mendesak serapan anggaran dimaksimalkan. Realokasi dan refocusing anggaran harus dilakukan untuk menggambarkan kedaruratan yang terjadi akibat pandemi.  

"Ini Soal nyawa anak, ibu, bapak dan kerabat," seru Puan.

Mantan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu menyebut ekonomi yang semakin menghimpit, berkejaran dengan waktu untuk menjaga harapan masyarakat dan pertaruhan keselamatan tenaga kesehatan serta penghidupan rakyat.

Sebelumnya, Puan juga menyoroti pemberlakuan larangan mudik. Menurutnya larangan mudik mestinya tidak membingungkan masyarakat karena pada saat bersamaan warga negara asing diperbolehkan masuk.

Saat itu sebagian masyarakat juga tengah mengkritik keras masuknya tenaga kerja asing ke Indonesia di tengah larangan mudik. Artinya kritik Puan sejalan dengan aspirasi sebagian masyarakat.

Tetapi kritik Puan seolah terlambat dan ditengarai memiliki muatan politik untuk kepentingan 2024. Sebab pada saat bersamaan masyarakat menyaksikan masifnya pemasangan baliho bergambar Puan. Bahkan ada juga iklan Puan di media online.

Jika ditarik lebih jauh, sebelumnya Bambang "Pacul" Wuryanto telah memukul gong tanda dimulainya pengorbitan Puan. Bambang Pacul menyebut siapa pun yang akan diusung PDIP di pilpres mendatang, harus disandingkan dengan Puan.  

Bahkan sepertinya PDIP siap hanya mengajukan calon wakil presiden demi memenuhi target tersebut. "Siapa pun capresnya, wakilnya PM (Puan Maharani)," ujar Bambang Pacul dalam sebuah rekaman yang viral.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah itu tidak segan-segan menyerang Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang notabene kader PDIP dan saat ini memiliki elektabilitas cukup tinggi. Bambang Pacul menuding Ganjar sudah memiliki tim media sosial untuk mendongkrak elektabilitas.

Tes Ombak

Penilaian pertama tentu berkaitan dengan upaya Puan menaikkan elektabilitas agar layak dicalonkan PDIP. Dalam beberapa survei, nama Puan tenggelam jauh di bawah Ganjar. Terlebih jika dibandingkan dengan Ketua Partai Gerindra yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Elektabilitas Puan dalam survei-survei terakhir bahkan kalah dibanding Menteri Sosial Tri Rismaharini yang juga kader PDIP, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil serta Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Meski hasil survei bukan jaminan kondisi riil di lapangan, namun tetap dapat mempengaruhi preferensi politik masyarakat. Masih ada sebagian masyarakat yang memilih jagoan dalam sebuah kontestasi elektoral berdasar popularitas. Terpilihnya artis-artis menjadi wakil rakyat adalah bukti sahih adanya fenomena itu. Jika hanya didasarkan uang yang diterima pemilih,  bukankah hampir semua calon terlibat dalam praktek money politic dengan berbagai modus?

Dengan mengkritik kebijakan Presiden Jokowi, Puan berharap mendapat sokongan dukungan dari masyarakat yang sedang tidak sejalan dengan berbagai kebijakan pemerintah. Gabungan pemilih PDIP tulen -- yang tidak melihat figur melainkan warna bendera seperti di Jateng, dengan suara-suara yang tidak sedang sejalan dengan pemerintah, tentu jumlah cukup besar.

Puan pastinya sudah menyadari pendukung Jokowi tidak 100 persen akan mendukung dirinya. Bahkan mungkin mayoritas akan beralih ke Ganjar jika dilihat dari kecenderungan politik saat ini. Terlebih sampai saat ini Jokowi belum mau terang-terangan memberikan dukungan seperti yang disampaikan dalam acara  pembukaan Rapimnas Seknas Jokowi 2021.

Jokowi menyarankan relawan Seknas untuk mempelajari konstelasi politik dengan baik. "Ojo kesusu," ujar Jokowi melalui video yang diunggah di Youtube, 13 Juni 2021.

Pertanyaannya, mengapa Jokowi belum mengarahkan pendukungnya kepada Puan atau siapa pun calo yang diusung PDIP? Hal ini mungkin saja menjadi bahan evaluasi di internal PDIP. Andai Jokowi mengarahkan relawannya untuk mendukung calon yang tidak diusung PDIP tentu akan menjadi tamparan luar biasa.

Sambil mempelajari situasi, kemungkinan Puan didorong untuk mendobrak sekat antara pendukung PDIP tulen dengan pendukung Jokowi. Puan "berjudi" melalui kritik keras untuk memetakan siapa sejatinya pendukung PDIP dan siapa pendukung Jokowi. Bukan rahasia lagi, pada dua gelaran pilpres terakhir kader PDIP adalah pemilih Jokowi, sementara pendukung Jokowi belum tentu pemilih PDIP.

Akankah Puan berhasil ataukah akan timbul gesekan antara pendukung PDIP tulen dengan pendukung Jokowi non-PDIP?

Menarik untuk dicermati.

Salam @yb

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun