Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Deja Vu Kudeta PDI Megawati di Masa Orde Baru

2 Februari 2021   15:12 Diperbarui: 8 Februari 2021   11:17 623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Foto: kompas.com/ARBAIN RAMBEY

Kubu Budi Hardjono yang didukung rezim Orde Baru, tidak terima dan berusaha menduduki arena kongres. Untuk menyelesaikan pertikaian, digelarlah Kongres Surabaya di tahun yang sama.      

Di luar dugaan, dan konon sampai membuat Soeharto marah, Megawati terpilih menjadi ketua umum. Meski kericuhan di arena kongres kembali terjadi, namun Megawati tetap mengklaim sebagai ketum PDI yang sah.

Nama Megawati sontak melambung. Soeharto menganggapnya sebagai alarm bagi kekuasaannya.Tidak ada jalan lain, Megawati pun dijegal melalui Kongres Medan, Mei 1996. Soeharto yang sudah tidak percaya kepada Budi Hardjono, menugaskan Soerjadi untuk memimpin PDI.  

Meski secara formalitas, PDI Soerjadi yang diakui, namun de facto berkata lain. Massa nasionalis di bawah, tetap loyal kepada Megawati. Ketika Soerjadi dengan bantuan preman dan sokongan ABRI, mengambilalih kantor DPP PDI di Jalan Diponegoro tanggal 27 Juli 1996, terjadilah tragedi yang saat ini dikenal dengan istilah Kudatuli (Kerusuhan 27 Juli).

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto pernah menyebut Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat itu menjabat Kepala Staf Komando Daerah Militer (Kasdam) Jakarta Raya dan kini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, memiliki peran penting dalam peristiwa tersebut. 

Pada Pemilu 1997, perolehan suara PDI pimpinan Soerjadi melorot dratis. Tidak lama setelah itu, Soeharto dipaksa lengser. Megawati pun mendeklarasikan partai baru bernama PDI Perjuangan yang kini menjadi partai penguasa.    

Dari peristiwa ini dapat dilihat bahwa kudeta terhadap partai politik tidak selalu karena orang dalam, namun juga adanya campur tangan kekuatan dari luar yang didukung oleh kekuasaan.

Salam @yb

*diolah dari berbagai sumber

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun