Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Sulitnya Mencari Tokoh Pemersatu Oposisi

28 Januari 2021   14:36 Diperbarui: 30 Januari 2021   09:55 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukankah di zaman Orde Baru yang totaliter dan militeristik saja masih ada LBH, Petisi 50 dan kelompok lain yang independen dan vokal terhadap sepak terjang pemerintahan Soeharto?

Benar, sesuai amanat konstitusi saat ini masih banyak lembaga independen yang eksis. Masih ada LBH, Koalisi Aksi Masyarakat Indonesia (KAMI), dan banyak lagi lainnya. Tetapi pada saat bersamaan kita pun tahu, begitu mudah para penggiatnya di-bully hingga ke keluarganya dan bahkan dijadikan tersangka dengan alasan-alasan yang masih dapat diperdebatkan dalam konteks demokrasi.

Padahal keberadaan lembaga-lembaga independen dibutuhkan juga oleh pemerintah.

Pertama, jika kritik atau ketidakpuasan disampaikan secara terbuka oleh orang atau kelompok yang kompeten, maka pemerintah bisa memberikan penjelasan atau bahkan mungkin mengoreksi kebijakan yang dianggap melenceng.

Kedua, sebagai katarsis, saluran individu maupun kelompok masyarakat  yang sedang tidak sejalan dengan kebijakan pemerintah. Bukankah jika hal itu disumbat justru akan mengendap dan terus membesar hingga suatu ketika bisa pecah tak terkendali?

Mari kita percaya pemerintah memberikan kebebasan kepada kelompok independen, atau dalam konteks ini kita sebut oposisi. Siapakah kira-kira yang akan menjadi pemimpinnya?

Ternyata tidak ada, atau belum ada figur yang tepat. Tokoh-tokoh yang saat ini berada di luar pemerintah sudah terlanjur mendapat label mengerikan seperti pendukung ISIS, anti-Pancasila, anti-keberagaman, intoleran, rasis, dan lain-lain. Stigma yang sepertinya memang sengaja disematkan untuk mematikan ruang geraknya sebagaimana label PKI di masa Orde Baru.

Kita membutuhkan figur yang bersih, setia pada NKRI dan koreksi atau kritik yang disampaikan kepada pemerintah tidak bertujuan untuk merusak tatanan dan sistem demokrasi yang telah susah payah dibangun.

Kita membutuhkan figur pemersatu oposisi yang berjiwa nasionalis, tegas dan memiliki wawasan luas.

Siapakah sosok itu?

Salam @tb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun