Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menyoal Perbedaan Angka Kematian DKI dan Pusat

2 April 2020   17:44 Diperbarui: 2 April 2020   17:49 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak pertama kali diumumkan Presiden Joko Widodo adanya pasien positif mengidap virus korona atau Covid-19, 2 Maret lalu, pemerintah melakukan update data setiap hari. Sebulan berlalu, jumlahnya kini telah mencapai 1.790 pasien positf, di mana 170 meninggal dunia dan 112 sembuh.

Data-data tersebut secara rutin disampaikan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto. Penunjukan Yurianto dimaksudkan agar informasi yang disampaikan kepada masyarakat tidak simpang-siur.

Namun tidak sedikit yang meragukan akurasi data yang disampaikan Yurianto. Ada beberapa pihak yang meragukan karena  berdasar simulasi sejumlah metode, ada potensi jumlahnya lebih dari yang disampaikan pemerintah.

Puncaknya terjadi ketika Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan men menyampaikan data mengejutkan terkait jumlah orang yang meninggal dunia terkait pandemi korona. Pada 31 Maret, Anies menyebut ada 283 orang yang meninggal dunia dan dimakamkan sesuai protokol protokol Covid-19.

Padahal saat itu juru bicara pemerintah menyebut 'baru' ada 136 pasein Covid19 yang meninggal dunia yang tersebar di berbagai provinsi. Untuk DKI sendiri ada 83 pasien positif Covid-19 yang meninggal dunia dari 747 kasus, dan yang sembuh berjumlah 48 orang.

Hari ini Anies menyebut  total ada 401 kasus yang dimakamkan dengan protokol Covid-10. Angka itu jelas berbeda dengan yang disampaikan juru bicara pemerintah di mana di dari seluruh Indonesia "hanya" ada 170 pasien terkonfirmasi Covid-19 yang meninggal dunia.

Mengapa bisa beda? Sebenarnya bukan beda tetapi data yang diungkap keduanya berasal dari basis berbeda. Yurianto menyebut angka kematian kasus yang sudah terkonfirmasi mengidap virus korona.

Sementara Anies menyebut jumlah pemakaman yang menggunakan protokol Covid-19. Artinya, belum tentu semuanya positif, namun berstatus orang dalam pemantauan (ODP) atau pun pasien dalam pengawasan (PDP).

Dalam beberapa kasus diketahui ada pasien berststus ODP atau PDP yang meninggal dunia dan belum terkonfirmasi apakah positif atau negatif karena hasil tesnya belum diketahui. Orang yang meninggal dalam kondisi demikian tidak termasuk yang disampaikan oleh juru bicara pemerintah.

Itu sebabnya dalam hal data kasus yang meninggal dunia dengan status positif mengidap Covid-19, antara yang disampaikan Yurianto dan Anies, tidak berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun