Mohon tunggu...
Yon Bayu
Yon Bayu Mohon Tunggu... Penulis - memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

memaknai peristiwa dari sudut pandang berbeda | menolak kampanye kebencian atas nama agama

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Mengapa Kita Apatis terhadap Derita Uighur?

18 Desember 2019   06:34 Diperbarui: 18 Desember 2019   08:01 2082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Muslim Uighur di Xinjiang. Foto: KOMPAS.com/AP

Kelima, isu Uighur diletakkan hanya dalam perspektif agama. Dengan demikian jika pemimpin agamanya sudah "dibungkam" otomatis isunya tidak sampai ke umat.

Apa pun alasan utamanya, sudah seharusnya kita peduli terhadap persoalan yang tengah dihadapi Muslim Uighur sebagaimana kita menaruh perhatian pada masalah Palestina, Rohingya, Sudan, Nigeria, dan lain-lain.

Ada tiga hal yang saat ini mendesak untuk dilakukan. Pertama, melepas jubah agama dalam isu Uighur. Persoalan di Xinjiang adalah tragedi kemanusian, pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Dengan demikian, kita dapat bergandeng tangan atas nama kemanusiaan yang melintasi sekat agama.

Kedua, mendesak pemerintah memanggil duta besar RRC untuk meminta penjelasan komprehensif karena hal itu sudah menjadi isu internasional. Indonesia harus tampil sebagai inisiator dalam upaya menghentikan praktik pelanggaran HAM di Xinjiang melalui forum internasional.

Keterangan pers yang disampaikan Duta Besar China, Xiao Qian, usai bertemu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko kemarin, dapat menjadi titik awal pemerintah Indonesia meminta penjelasan secara resmi sebagaimana seruan yang disampaikan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.      

Ketiga, membangun tembok pembatas yang jelas bahwa tindakan pemerintah China tidak ada sangkut-pautnya dengan warga etnis Tionghoa di Indonesia. Dengan demikian protes terhadap pemerintah China tidak ada kaitannya dengan WNI etnis Tionghoa.

Meski secara tertulis semua paham akan hal itu, tetapi dari beberapa kejadian terakhir, ada saja yang menghubungkan etnis Tionghoa di Indonesia dengan negara China, seperti dalam kasus Agnez Mo, sehingga harus ada komitmen yang jelas dan tegas.

Kini saatnya kita menyuarakan isu Uighur secara benar tanpa tendesi politik apalagi kebencian atas nama agama dan etnis. Persoalan di Xianjiang adalah pelanggaran HAM yang mestinya menjadi perhatian dan keprihatinan kita semua.

Salam @yb

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun